Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 02 September 2010

Cara jitu memilih teman berbisnis


Cara jitu memilih teman berbisnis
Kebiasaan orang timur jika mencari teman berbisnis, kurang berhati-hati, selalu terburu-buru dan tidak cermat terhadap rekan berbisnis. Ketika bertemu dengan calon mitra bisnis biasanya terkesan hanya dari penampilan dan tutur kata manis dan bersemangat dengan gambaran usaha pasti untung. Kemudian jarang membuat perjanjian tertulis didepan Notaris. Kebanyakan berdasarkan  kepercayaan saja. Rasa sungkan mengalahkan pertemanan, apalagi kalau nuansa  “masih keluarga”padahal inilah salah satu pangkal kericuhan berbisnis kemudian hari.
Karena itu berhati-hatilah, buatlah proposal bisnis yang akan di jalankan dan pelajari matang-matang dan bila perlu jangan sungkan mintakan pendapat beberapa orang yang berpengalaman di bidang bisnis tersebut.
Ada  beberapa tip untuk memilih teman  bisnis :
1.      Tentukan jumlah setoran modal awal, dan jika kelak modal masih kurang berapa yang akan disetor, kapan dan rekening atas nama siapa. Tentukan berapa pembagian keuntungan dan kalau rugi bagaimana menanggungnya. Biasanya  saat membahas masalah untung dan rugi usaha ada perasaan kurang enak. Jadi anda harus tegar, karena salah satu keputusan yang paling penting.
2.      Ketika usaha mempunyai keuntungan, berapa persen keuntungan yang boleh dibagikan/diambil. Kapan keuntungan baru bisa diambil. Ada yang membuat perjanjian hanya 25 % dari keuntungan yang akan di bagikan, sisanya untuk modal pengembangan usaha.
3.      Jangan lupa membuat struktur organisasi : Uraian tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab. Sehingga tidak ada  dualisme dalam menjalankan usaha tersebut.
4.      Evaluasi semua kebijakan yang telah di sepakati, apakah sesuai dengan visi dan misi awal saat mendirikan usaha patungan tersebut. Bila ternyata dirasakan terlihat berbeda dari kesepakatan awal jangan diteruskan.
disunting dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini