Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Senin, 29 November 2010

KEKERASAN TNI

KEKERASAN TNI
Warga Perbatasan Desak Tindak Pelaku Kekerasan
Selasa, 28 September 2010 | 04:41 WIB
Kupang, Kompas - Warga perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste mendesak TNI di Nusa Tenggara Timur segera melakukan pemulihan terhadap korban penganiayaan, Pastor Beatus Ninu Pr, yang dilakukan tiga oknum anggota TNI di perbatasan Oepoli (RI)-Oecussi (Timor Leste). Penganiayaan itu merusak institusi keagamaan dan pimpinan agama yang selama ini bertugas melayani masyarakat di perbatasan.
Sekitar 6.000 warga perbatasan yang berada di bawah naungan paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli di Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Senin (27/9), mendesak TNI meminta maaf kepada korban dan lembaga keagamaan, yakni gereja dan Keuskupan Agung Kupang.
Gregor Tunbaba (49), salah satu tokoh masyarakat Oepoli di Kupang, Senin, mengatakan, pemukulan terhadap Pastor Beatus Ninu Pr atau dipanggil Bento, Kamis lalu, oleh anggota TNI di hadapan warga setempat sangat memalukan. Saat itu ribuan warga sedang siap menunggu kedatangan pastor baru.
”Ada anggota TNI yang sedang mabuk berat melakukan keributan. Mereka berteriak-teriak tak jelas sasarannya, kemudian mendapat teguran dari pastor. Beberapa saat kemudian tiga oknum TNI datang dari arah belakang dan langsung memukul pastor,” katanya.
Tunbaba mengatakan, pascapenganiayaan itu warga takut keluar rumah. Mereka tidak pergi ke ladang atau sawah untuk bekerja karena takut terhadap keberingasan anggota TNI.
Persatuan Pastor Projo Keuskupan Agung Kupang menyatakan penyesalan atas kejadian itu. Mereka mendesak pimpinan TNI di NTT segera bertindak tegas terhadap pelaku penganiayaan itu.
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Kolonel (Art) I Dewa Ketut Siangan berjanji tetap memproses pelaku penganiayaan itu. Ia mengatakan, TNI tidak pernah bertindak melindungi anggota yang terbukti melanggar peraturan, apalagi melukai rakyat. TNI selalu bertindak sesuai dengan prosedur. (KOR)
Sumber : kompas.com. Senin, 29 Nopember 2010.

1 komentar:

  1. Oknum TNI tersebut agar di pecat saja, memalukan ! Hukum seberat-beratnya. Masih banyak anak bangsa Indonesia penggantinya, yang punya martabat.

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini