Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Senin, 22 November 2010

Kelompok Minoritas Kristen Hengkang

IRAK
Kelompok Minoritas Kristen Hengkang
Selasa, 23 November 2010 | 09:47 WIB
AFP/KHALIL MAZRAAWI
Warga Irak pemeluk agama Kristen menyalakan lilin di sebuah gereja di Amman, Jordania, Minggu (21/11), setelah banyak warga Irak yang terteror peristiwa serangan terhadap sebuah gereja di Irak melarikan diri dan mencari suaka di negeri tetangga, Jordania. Mereka menunggu visa untuk masuk ke Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
TERKAIT:
KAIRO, KOMPAS.com - Beberapa keluarga Kristen Irak, Minggu (21/11), melakukan doa bersama di Gereja Ortodoks, Amman, Jordania. Mereka berada di Jordania untuk mendapatkan visa ke Amerika Serikat, Kanada, Eropa, atau Australia.

Di antara sejumlah keluarga itu, terdapat sepasang suami-istri, yaitu Suzanne Jiliani dan suaminya Hani Daniel, beserta putra mereka berusia satu tahun. Mereka lari ke Amman menyusul serangan ke gereja Katolik di kota Baghdad, 31 Oktober lalu.

Jiliani dan Hani Daniel kini ditampung di sebuah flat yang disediakan gereja. Mereka berharap segera bisa bergabung dengan keluarga yang terlebih dahulu berdomisili di AS.

Menurut lembaga hak asasi manusia (HAM) Hammurabi di Baghdad, seperti dikutip harian berbahasa Arab Asharq Al-Awsat, jumlah kaum Kristen di Irak anjlok 60 persen dari jumlah sebelum tahun 2003, yang saat itu mencapai 1,3 juta jiwa.

Ketua lembaga HAM Hammurabi William Warda mengatakan, aksi kekerasan di Irak yang tak kunjung berakhir sejak tahun 2003 memaksa kaum Kristen hengkang.

Lembaga HAM Hammurabi mengungkapkan, jumlah warga Kristen Irak yang hengkang tahun 2009 sebanyak 10 keluarga setiap hari. Dalam dua bulan terakhir ini meningkat menjadi sekitar 20 keluarga setiap hari.

Arus hijrah kaum Kristen Irak terbesar terjadi antara tahun 2006 dan 2008. Pada Oktober 2008, lebih dari 10.000 kaum Kristen di kota Mosul, Irak utara, hijrah ke Suriah, Jordania, Mesir, Lebanon, dan sejumlah negara Barat.

Arus hijrah kaum Kristen dalam jumlah besar dari kota Mosul terjadi lagi sebelum pemilu legislatif Maret lalu. Ada sekitar 4.000 kaum Kristen hijrah dari kota Mosul ke lembah-lembah terpencil di luar kota Mosul di Provinsi Ninawa sebelum pemilu legislatif Maret lalu.

William Warda mengungkapkan, kaum Kristen di Irak selama tujuh tahun terakhir ini menjadi sasaran pembunuhan, penyanderaan dan pelecehan. Rumah-rumah mereka di Baghdad, Mosul, dan Kirkuk menjadi sasaran serangan bersenjata.

Menurut laporan lembaga HAM Hammurabi, jumlah kaum Kristen yang tewas dalam enam tahun terakhir ini sebanyak 800 orang. Jumlah yang disandera dan hilang bisa lima kali lipat dari jumlah yang tewas.

Menurut laporan lembaga HAM tersebut, jumlah warga Kristen yang tewas pada tahun 2010 sebanyak 71 warga, tahun 2009 sebanyak 29 warga, tahun 2007 sebanyak 153 warga, dan tahun 2004 sebanyak 221 warga.

Sudah anarki
Nasib yang menimpa kaum Kristen Irak itu menggugah Presiden Irak Jalal Talabani. Presiden Irak tersebut, yang berasal dari Kurdistan, dalam wawancara dengan harian berbahasa Arab Al Hayat edisi hari Kamis 18 November lalu mengimbau kaum Kristen Irak hijrah sementara ke wilayah Kurdistan di Irak utara jika merasa tidak aman di Baghdad.

Menurut situs Aljazeera, kini lebih dari 120.000 warga Kristen Irak berlindung di wilayah Kurdistan. Pemerintah lokal Kurdistan memberikan bantuan sebanyak 300 dollar AS per bulan kepada setiap keluarga Kristen yang berlindung di wilayah Kurdistan.

Pengamat politik Irak, Mahmud Abdul Sattar, mengatakan, kehidupan di Irak pasca-tahun 2003 sudah anarki. Semua sekte, agama, dan mazhab menjadi sasaran serangan tanpa pandang bulu. Ia menegaskan, tidak hanya Kristen yang menjadi sasaran serangan, tetapi sesama kaum Sunni atau Syiah saling menyerang. (MTH)
Kompas Cetak
Sumber : kompas.com
Editor: Egidius Patnistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini