Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Selasa, 30 November 2010

Rasa Nasionalisme SBY Digugat

JUAL KS KE ASING
Rabu, 01 Desember 2010 , 08:20:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

SBY/ IST
  

RMOL. Rasa nasionalisme Presiden SBY digugat dan dipertanyakan. Pasalnya, di era Pemerintahan SBY-Boediono, saham PT Krakatau Steel (KS) sudah dijual ke pihak asing. Padahal KS, sebagaimana kata Bung Karno, merupakan the mother of factory dalam perindustrian Indonesia. Sementara itu, ada sembilan BUMN lain yang juga direncanakan akan di jual murah ke pihak swasta.

"Ada sebagian orang mengira gerakan mahasiswa itu tidak memiliki rasa nasionalisme padahal kamilah yang memiliki komitemen untuk itu. Yang tidak memiliki rasa nasionalisme itu justru para pejabat, termasuk Presiden SBY," kata Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Rijalul Imam, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Rabu, 1/12).

Sebagai bukti rasa nasionalisme itu, kata Rijal, KAMMI sudah menyerukan kepada seluruh gerakan mahasiswa untuk membeli saham PT KS. Hal ini sebagai sindiran kepada pemerintah bahwa mahasiswa mampu membeli saham PT KS sehingga tidak perlu di jual kepada pihak asing.

"Kalau harga perdana per lembar saham PT KS itu adalah Rp 850 dan diberi jatah untuk satu orang 1000 lembar, berarti hanya Rp 850.000. Lalu kita kalikan dengan seluruh kader KAMMI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan lain-lain yang memiliki ratusan anggota dan tersebar di seluruh kabupaten, maka kita bisa membeli saham PT KS itu. Tapi sayang, pejabat sendiri tak membuka peluang ini karena memang sudah tak memiliki rasa nasionalisme," kata Rijal.[yan]
Sumber : rakyatmerdeka.co.id. Rabu,  01 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini