Pemberi Komando Terekam Kamera 'A'
Penulis: Sandro Gatra | Editor: Glori K. Wadrianto
Jumat, 11 Februari 2011 | 16:04 WIB
KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN Perekam Cikeusik Jadi Saksi Seorang berinisial A berusaha menyembunyikan wajahnya dari kejaran wartawan saat berada di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta Pusat, Jumat (11/2/2011).
TERKAIT:
"Orang itu tampangnya jauh lebih tenang yang sikapnya mengomando. Pertama menyerang rumah, mobil, terus serang orang. Itu harus didalami kepolisian," ucap Chairul Anam, salah satu penasihat hukum A di Mabes Polri, Jumat (11/2/2011).
Chairul dari Human Right Working Grup (HRWG) dan perwakilan dari Komnas HAM dan LBH Jakarta datang ke Mabes Polri untuk mendampingi A diperiksa penyidik. Dia datang setelah sempat dicari kepolisian.
Selain terlihat pemberi komando, jelas Chairul, dalam rekaman terlihat warga yang mengenakan pita warna biru, hijau, dan tanpa pita. Rekaman itu, tambahnya, telah diserahkan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, kemarin.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Ito Sumardi mengatakan, pihaknya tengah meneliti rekaman itu. Ketika ditanya apa maksud dari pita itu, Ito menjawab, "Akan disampaikan setelah kita mendapatkan dari keterangan saksi-saksi apa alasannya memakai pita. Saya kira akan kami sampaikan secara menyeluruh nanti."
Seperti diberitakan, A adalah salah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang. Mereka sengaja datang untuk mengamankan aset rumah Suparman. Pegawai negeri sipil di salah satu instansi itu merekam sejak sebelum seribuan orang datang hingga akhir penyerangan.
Berita Terkait :
Ahmadiyah Diserang
Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang
Penulis: Sandro Gatra | Editor: Hertanto Soebijoto
Jumat, 11 Februari 2011 | 14:09 WIB
AFP PHOTO / HO / HUMAN RIGHTS WATCH Gambar ini diambil
dari rekaman video dalam aksi kekerasan yang terjadi di Cikeusik,
Minggu (6/2/2011).
TERKAIT:
Choirul Anam, penasihat hukum A, mengatakan bahwa A merekam setiap peristiwa mulai sebelum massa datang, perusakan rumah dan mobil, hingga akhir penyerangan. A adalah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang yang datang ke rumah Suparman.
Choirul menjelaskan, dalam rekaman terlihat adanya negosiasi antara Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cikeusik dengan salah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah di rumah Suparman sekitar pukul 08.00. Negosiasi itu, katanya, tak menemui titik temu karena kepolisian tak bersedia menjamin aset rumah Suparman.
Rekaman yang penting, dia menambahkan, aparat kepolisian meninggalkan lokasi dengan dua truk sebelum massa datang. Sebelumnya, ucapnya, personel dari dalmas itu datang dengan dua truk dan satu mobil untuk berjaga-jaga di lokasi sejak Sabtu (5/2/2011).
"Yang pasti, mereka (pasukan) enggak mungkin enggak ada komando untuk meninggalkan lokasi," kata Choirul di Bareskrim Polri, Jumat (11/2/2011). Dia datang untuk mendampingi A menjalani pemeriksaan.
Jadi, menurut Anda, ada unsur pembiaran? "Kalau melihat video, ketika eskalasi massa mulai naik polisinya malah pergi," ujar Choirul.
Seperti diberitakan, kepolisian berkali-kali membantah melakukan pembiaran dalam kasus itu. Menurut Polri, ke-17 anggota jemaah Ahmadiyah itu sengaja memprovokasi warga. Mereka juga menolak mengikuti Suparman dan keluarga untuk dievakuasi.
Sumber : Kompas.com. /Jum'at 11 Februari 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.