Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Senin, 14 Februari 2011

Kerusuhan


Tersangka Rusuh Temanggung Jadi 25 Orang
Penulis: Icha Rastika | Editor: Tri Wahono
Senin, 14 Februari 2011 | 18:25 WIB

Dibaca: 373



AFP PHOTO / LINTANG SENJA Sebuah mobil milik kepolisian hancur dirusak massa dalam kerusuhan yang terjadi di Temanggung, Selaa (9/2/2011).
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian menetapkan satu tersangka baru dalam kasus amuk massa di Temanggung, Jawa Tengah. Dengan demikian, tersangka dalam kerusuhan di Temanggung tersebut menjadi 25 orang.
Kepala Bidang Penerangan Kombes (Pol) Boy Rafli Amar menyampaikan hal tersebut kepada wartawan di Jakarta melalui sambungan telepon, Senin (14/2/2011). Dikatakan Boy, satu tersangka tersebut menyerahkan diri.
"Kita harapkan semua pelaku seperti itu," katanya. Boy melanjutkan, sebanyak 25 tersangka kerusuhan Temanggung rata-rata terlibat dalam pengrusakan fasilitas seperti sekolah, dan pengadilan.
Terkait adanya kesalahan pihak Kepolisian dalam mengamankan kondisi di Temanggung, Boy mengatakan bahwa tim penyelidikan internal Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) masih melakukan penyelidikan. "Masih di dua lokasi (Temanggung dan Cikeusik) itu, masih berjalan," tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI, Jenderal (Pol) Timur Pradopo menyatakan bahwa pihak Kepolisian telah menginventarisir oknum penggerak massa dalam kerusuhan Temanggung. Oknum tersebut berinisial S. Boy menambahkan, tersangka S saat ini ditahan di Polda Jateng. S adalah warga pinggiran Temanggung.
Boy juga mengatakan bahwa S tidak merencanakan kerusuhan di Temanggung tersebut sebelumnya. "Enggak, ini kaitan peristiwa (sidang terdakwa kasus penistaan agama, Antonius Richmond Bawengan) di sana. Hanya orang kecewa tidak suka dengan putusan, tiba-tiba menyerang," papar Boy.
Sumber ; Kompas.com, Senin, 14 Februari 2011.
http://regional.kompas.com/read/2011/02/14/18254441/Tersangka.Rusuh.Temanggung.Jadi.25.Orang

Berita Terkait :
Kelemahan Intelijen Diperparah Para Kapolres
Senin, 14 Februari 2011 , 13:56:00 WIB

Laporan: Aldi Gultom

  
RMOL. Seharusnya sejak awal Badan Intelijen Negara mensupervisi Polri dan bekerjasama untuk mengungkap kerusuhan berlatar SARA yang belakangan ini begitu marak. Apalagi, saat ini BIN dipimpin mantan Kapolri, Jenderal (Purn) Sutanto.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta Pane, kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (14/2), mengatakan, sistem kordinasi intelijen Indonesia sangat lemah. Sumber daya, dana, dan fasilitasnya pun minim. Ego sektoral begitu mendominasi dunia intelijen RI. Sesudah itu, pembenahan penting harus dilakukan Kapolri pada tingkat Kepala Polres di seluruh Indonesia.

"Kapolres itu seringkali tak peduli, tidak lakukan deteksi dini sehingga ada masukan dari intelijen tidak ditanggapi serius. Intelijen Polres harus dimaksimalkan," tegasnya.

Seperti diketahui, lanjut Neta, dua-tiga hari sebelum kerusuhan SARA di Temanggung, Jawa Tengah, telah ada informasi menyatakan akan ada pengerahan massa. Tapi Kapolres tak lakukan deteksi dini dan enggan minta bantuan Polda Jawa Tengah untuk penambahan pasukan.

"Jadi terbiarkan, sehingga ketika terjadi kerusuhan Kapolres selalu bingung. Kita berharap Kapolri kumpulkan semua Kapolres se-Indonesia, pecat Kapolres yang tak punya kepekaan," tegasnya.

Untuk sementara polisi meringkus dua terduga aktor intelektual dalam kerusuhan Temanggung dan Cikeusik. Tapi Neta berharap, polisi mampu menjelaskan kemungkinan motif politik di balik kerusuhan atas nama agama itu. Ketika elit politik bertarung di pusat, bisa saja simpatisan di bawah berbuat hal negatif untuk membela.[ald]
Sumber : rakyatmerdekaonline/Senin, 14 Februari 2011 , 13:56:00 WIB
 http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=18206

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini