Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Minggu, 20 Februari 2011

Penyerangan Ahmadiyah Cikeusik

Nasional


Penyerangan Ahmadiyah Cikeusik

Inilah Kronologis Insiden Cikeusik Versi MUI Banten

Senin, 21 Februari 2011 - 01:24 wib
Bagus Santosa - Okezone

JAKARTA - Penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten Minggu 6 Februari 2011 lalu dipicu oleh pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh jamaah Ahmadiyah Cikeusik.

Menurut penuturan ketua MUI Banten Aminuddin Ibrahim, sejak tahun 2008 jamaah Ahmadiyah telah diberi arahan oleh MUI Banten untuk tidak melanggar SKB. Tapi, Aminuddin mengatakan, hal itu tak digubris oleh pihak Ahmadiyah.

"Kita dari Majelis Ulama sudah lakukan pembinaan SKB sejak 2008," terang Aminuddin saat acara diskusi bertajuk "Ahmadiyah Berulah Islam Difitnah," di Wisma Antara, Minggu (20/2/2011).

Setelah dilakukan pembinaan, lalu jamaah berkurang hanya tinggal delapan orang dan itu karena mereka adalah mubalignya. Lantas Aminudin mengatakan bahwa nyatanya Suparman, selaku mubalig disana masih menyebarkan Ahmadiyah di Cikeusik.

"Masyarakat Cikeusik merasa dibohongi. Suparman kembali bergerak, yang tadinya delapan jadi 25 orang, dia lakukan dakwah door to door dengan diiming-imingi uang," ujar Aminudin.

Dia melanjutkan, pada bulan Februari tercium riak di masyarakat. Tanggal 3 Februari aparat melakukan rapat untuk menenangkan warga Cikeusik. Masyarakat akhirnya mampu diredam dan Suparman dievakuasi.

"Kemudian tanggal 6 Februari, ada rombongan Ahmadiyah dari Jakarta dengan dua mobil yang berisi 17 orang. Mereka langsung masuk dan siap dengan senjata, berkarung-karung batu, ketapel, panah, parang, senjata itu ada di mobil," tutur Aminudin.

Ketika masuk, warga Cikeusik ingin membuktikan siapa mereka, mau ngapain orang Ahmadiyah Jakarta itu? Suparmannya saja tidak ada.

"Aparat kepolisian, Koramil, pak Johar  seorang aparat desa mendatangi kediaman Suparman yang didalamnya terdapat jamaah Ahmadiyah. Itu untuk mengosongkan karena khawatir terjadi kekerasan. Namun mereka bilang akan tetap disini dan mereka bilang 'kami akan menjaga aset dan rumah tersebut," kata Aminuddin.

Tak hanya itu, polisi juga kembali mendatangi dengan maksud mengevakuasi mereka. Tapi mereka yang kebanyakan adalah jamaah Ahmadiyah dari Jakarta menantang dan berkata "jika tidak bisa mengamankan kami, biarkan kami mengamankan diri sampai mati"," tuturnya.

Selang beberapa lama kemudian cekcok mulut pun terjadi, dan di lebih dulu Seorang bernama Sarta dari kubu warga terkena bacokan terlebih dahulu. "Serta ada yang terluka dari pihak warga Cikeusik," katanya.

Ujang, keponakan Sarta yang bermaksud ingin membela sang paman, malah dihujani batu dari rumah Ahmadiyah tersebut. Hal itulah yang membuat warga berdatangan serta membuat situasi makin panas dan kemudian menimbulkan kekerasan itu.(ugo)
Sumber : okezone, Senin, 21 Februari 2011
http://news.okezone.com/read/2011/02/21/337/426775/337/inilah-kronologis-insiden-cikeusik-versi-mui-banten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini