Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Senin, 02 Mei 2011

Beginilah Bin Ladin Tewas

Beginilah Bin Ladin Tewas   

Osama bin Laden. AP/Rahimullah Yousafzai
TEMPO Interaktif, Pakistan - Keberhasilan pasukan khusus Amerika membunuh Usamah bin Ladin jelas merupakan hasil operasi intelijen yang cukup rumit. Bin Ladin terkenal piawai bersembunyi dan mengecoh pasukan pembunuhnya. Sudah beberapa kali dia berhasil lolos, bahkan diduga tewas, namun tak lama kemudian tampil di televisi, seolah meledek Amerika.

Tapi kali ini, nasibnya tak lagi beruntung. Operasi gabungan antara dinas intelijen Amerika, CIA, dengan intelijen Pakistan (ISI) berhasil mengendus jejaknya. Berbeda dengan informasi-informasi sebelumnya, bin Ladin ternyata tidak bersembunyi di gua-gua di perbatasan Afganistan-Pakistan. Dia diketahui bersembunyi di sebuah desa bernama Abottabad.

Informasi ini mengejutkan. Sejak lama, CIA dan ISI menduga bin Ladin akan menyusup ke Pakistan untuk menyiapkan serangan memperingati 10 tahun kehancuran menara kembar WTC. Tapi, mereka tak mengira bin Ladin ternyata menyusup ke desa yang begitu dekat dengan ibu kota Pakistan, Islamabad.

Abottabad adalah ibu kota distrik Hazara, provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Desa ini tergolong ramai. Hanya berjarak sekitar 150 kilometer dari Islamabad, desa ini terkenal karena pemandangannya yang indah.Tak heran, desa ini juga ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Desa ini juga tidak tergolong miskin seperti umumnya pedesaan perbatasan Pakistan-Afganistan. Di sini, ada banyak sekolah, bahkan instalasi militer. Jelas, bin Ladin cukup cerdik dengan bersembunyi di desa ini. Dia berharap, kehadirannya tak terlalu mencolok karena desa ini sudah biasa menerima kunjungan orang asing.

Tak kalah mengejutkan adalah tempat persembunyian yang digunakan. Dia bersembunyi di sebuah rumah yang sudah disiapkan selama lima tahun oleh para pengikutnya. Rumah itu berpagar tinggi, di beberapa tempat diamankan dengan pagar kawat berduri. Rumah ini juga tidak dilengkapi telepon apalagi Internet. CIA memperkirakan biaya pembangunan rumah ini sebesar 1 juta dolar Amerika. Melihat besarnya biaya itu, ada kemungkinan rumah ini dibangun menjadi semacam benteng pertahanan.

Rumah inilah yang diintai oleh agen-agen CIA dan ISI sebelum penyerbuan dilakukan. Presiden Obama, dalam pidatonya saat mengumumkan kematian bin Ladin menyebut bahwa ini merupakan operasi gabungan Amerika-Pakistan. Tapi, yang tidak disebut Obama, rincian penyerbuan, mulai dari kapan hari-H, berapa pasukan yang turun, dan dari mana penyerbuan dilakukan, sama sekali tidak dibagi oleh Amerika ke intelijen Pakistan. Bahkan di Amerika sendiri, rincian operasi ini hanya diketahui oleh sangat sedikit orang. Amerika rupanya belajar dari kegagalan penyerbuan sebelumnya karena operasi yang mereka lakukan sering bocor.

Akhirnya, hari H itu pun tiba. Pasukan khusus Amerika datang menggunakan helikopter. Tim lain menyusup lewat jalan darat. Sebuah insiden nyaris membatalkan operasi itu, ketika helikopter yang digunakan harus mendarat darurat akibat kegagalan mesin. Namun, tak ada yang cedera sehingga operasi tetap berlangsung. "Untuk keamanan, kami hancurkan sekalian helikopter yang jatuh," kata sumber intelijen Amerika yang tak dikutip namanya kepada kantor berita CNN.

Diperlukan waktu 40 menit sebelum pasukan pembunuh ini memutuskan menyerbu masuk. Mereka harus memastikan benarkah yang berada di dalam adalah orang yang sudah 10 tahun mereka buru. Saat komando diberikan, serempak mereka menyerbu. Toh operasi tak berjalan mulus. Pengawal bin Ladin yang berjaga memberi perlawanan sengit. Terjadi tembak-menembak. Pasukan pengawal bin Ladin bahkan menggunakan seorang perempuan--tak disebut siapa dia--sebagai perisai hidup. Dalam tembak menembak inilah bin Ladin tewas. Timah panas menembus kepala orang yang paling ditakuti ini. Dalam penyerbuan, selain bin Ladin, ikut tewas tiga pengawalnya, juga perempuan malang yang menjadi tameng tadi. Di pihak Amerika, tak seorang pun tewas.

Tak jelas pula berapa tim pembunuh yang menyerbu masuk. Pejabat militer Departemen Pertahanan Amerika hanya menyebut, "Kami menurunkan sebuah tim kecil." Tidak juga disebut dari detasemen mana pasukan khusus itu. Namun, diduga tim yang turun adalah tim andalan angkatan laut Amerika, NAVY SEAL.

DARU PRIYAMBODO | CNN | AL JAZEERA 
Sumber :TEMPO Interaktif, Pakistan/ Senin, 02 Mei 2011 | 13:43 WIBhttp://www.tempointeraktif.com/hg/amerika/2011/05/02/brk,20110502-331482,id.html

Berita Terkait :
 Alasan Amerika Serikat Memburu Bin Ladin  
Kapal AS USS Cole hampir tenggelam usai ditabrak sebuah kapal kecil yang membawa bom di pelabuhan Aden, Yaman pada 13 Oktober 2000. AP/U.S. Navy
TEMPO Interaktif, Jakarta - Usamah bin Ladin, merupakan buron Amerika Serikat nomor wahid karena dianggap terlibat berbagai aksi terorisme di negeri Abang Sam. Pria kelahiran 10 Maret 1957 ini merupakan anak ke-17 dari 52 anak pengusaha Muhammad bin Ladin. Ayahnya seorang berkebangsaan Yaman dan ibunya dari Palestina. Ia mengenyam pendidikan Teknik Sipil Universitas King Abdul Aziz, Jeddah, 1979
Berikut aksi "teror" yang diduga didalangi oleh Osama bin Ladin versi AS.

26 Februari 1993
Bom di WTC New York, 6 orang tewas, 1.000 cedera

13 November 1995
Bom mobil di Arab Saudi, 5 orang AS tewas

25 Juni 1996
Bom mobil di kompleks marinir Amerika, 19 orang tewas, 400 cedera

7 Agustus 1998
Bom di Kedutaan AS di Kenya dan Tanzania, 224 orang tewas (12 orang AS), ratusan cedera

12 Oktober 2000
Bom bunuh diri di kapal perusak USS Cole di pelabuhan Yaman, 17 pelaut AS tewas, 39 cedera.

EVAN | PDAT | BERBAGAI SUMBER
 
 Berita terkait :
 Bin Ladin dan Umar Patek Bersembunyi di Satu Kota
Usama Bin Ladin
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ternyata pemimpin jaringan Al-Qaidah, Usamah Bin Ladin, dan Umar Patek, tokoh Jamaah Islamiyah asal Indonesia selama ini bersembunyi di kota yang sama, yakni Abbottabad. Bukan di Pegunungan Tora Bora di perbatasan Pakistan dan Afganistan, seperti yang selama ini diyakini oleh pihak intelijen Amerika Serikat.

Abbottabad adalah kota berpenduduk hampir 28 ribu jiwa dan terletak di Lembah Orash. Sekitar 150 kilometer sebelah utara Ibu Kota Islamabad, Pakistan, atau 200 kilometer sebelah timur Peshawar yang berbatasan dengan Afganistan.
Bedanya, Bin Ladin bersembunyi di sebuah rumah mewah seharga US$ 1 juta atau sekitar Rp 9 miliar. Mansion itu dibangun lima tahun lalu dengan dinding setinggi tiga meter. Rumah itu delapan kali lebih besar dari tetangganya. Warga sekitar sering membakar sampah-sampah dari rumah mewah tersebut.

Di tempat persembunyian ini, tak ada telepon, tak ada televisi dan internet. Ada banyak jendela dan akses keluar dari mansion tersebut. Ke rumah inilah 20-25 anggota pasukan US Navy Seal menyerbu kemarin pagi. Bin Ladin, buronan nomor satu Amerika sejak satu dekade lalu itu tewas dengan luka tembak di kepala.
Sementara, Umar Patek yang kepalanya dihargai US$ 1 juta ngumpet di rumah sederhana berlantai dua. Ia ditahan bulan lalu lewat operasi penangkapan yang dilakukan dinas rahasia Amerika CIA dan badan intelijen Pakistan ISI.
FAISAL ASSEGAF


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini