Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 19 Mei 2011

Bom Cirebon Polri Minta Ulama Ikut Meluruskan

Bom Cirebon
Polri Minta Ulama Ikut Meluruskan
Sandro Gatra | Benny N Joewono | Kamis, 19 Mei 2011 | 21:39 WIB


Dibaca: 255

TRIBUN NEWS/FX ISMANTO
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam menunjukkan foto wajah M Syarif, pelaku bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon, Sabtu (16/4/2011) di Jakarta.

TERKAIT:
CIREBON, KOMPAS.com — Polri meminta kepada para ulama untuk membantu meluruskan pemahaman yang dianut oleh kelompok teroris kepada masyarakat. Pemahaman yang diyakini oleh para teroris dinilai menyesatkan.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, pemahaman yang menyesatkan seperti tentang masjid dhiror atau masjid yang dibangun oleh orang-orang yang tidak berdasarkan pada hukum Allah. Masjid Adz-Dzikro di Markas Polres Kota Cirebon adalah salah satu yang dinilai masjid dhiror.
Pemahaman sesat lain, lanjut Anton, yakni memerangi orang kafir, termasuk aparat pemerintah. Polisi disebut sebagai thogut atau tentara setan oleh para teroris. Selain itu, pemahaman tentang fa'i atau perampokan untuk mendukung pendanaan kegiatan jihad.
"Itu doktrin yang sangat menyesatkan, berbahaya. Doktin-doktrin seperti itu supaya dapat penjelasan dari alim ulama supaya tidak salah kaprah," ucap Anton saat jumpa pers di Mapolresta Cirebon, Kamis (19/5/2011).
Seperti diberitakan, Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Ba'asyir sering dikaitkan dengan penyebaran paham-paham Islam radikal. Terakhir, JAT dikaitkan dengan aksi radikal bom bunuh diri yang dilakukan oleh M Syarif di Cirebon.
Menurut Polri, Syarif bergabung dengan JAT wilayah Cirebon setelah dibaiat oleh Ba'asyir di Tasikmalaya tahun 2008. Setelah itu, Syarif kerap mengikuti pengajian yang diisi oleh Ba'asyir. Syarif juga mendapat doktrin radikal dari Agung Nur Alam alias Abu Husama selaku Amir JAT Cirebon.
Pemahaman menyesatkan juga terjadi dalam kasus pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada Februari 2010 (disebut i'dad) serta dua perampokan di wilayah Medan, Sumatera Utara, yakni di Bank CIMB Niaga dan warnet New Net (disebut fa'i).

Sumber : KOMPAS.com./Kamis, 19 Mei 2011 | 21:39 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini