Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Sabtu, 14 Mei 2011

NII Masuk Golkar

Ditanya NII Masuk Golkar, Ical Bungkam
Ary Wibowo | Pepih Nugraha | Kamis, 12 Mei 2011 | 17:15 WIB

Dibaca: 1627

 
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Peningkatan Produksi Negara Islam Indonesia Imam Supriyanto beberapa waktu lalu memberikan kesaksian bahwa aktivis Negara Islam Indonesia (NII) mulai masuk ke sejumlah partai politik. Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie memilih untuk tidak menanggapi lebih lanjut. "Tidak, tidak ada," ujar Aburizal singkat kepada wartawan seusai menghadiri acara Peluncuran Program Nyata Bantu Ekonomi Rakyat di Gedung Sucofindo, Jakarta, Kamis (12/5/2011).
Sebelumnya, selain menyebutkan NII sudah masuk ke beberapa partai politik, Imam juga mengatakan bahwa beberapa pemimpin partai politik juga menjalin hubungan baik dengan pimpinan NII KW IX, Panji Gumilang. Bahkan, kata Imam, putra dari Panji Gumilang saat ini menjadi anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari Fraksi Partai Golkar.Ketika diminta konfirmasi mengenai hal itu, politisi yang biasa dipanggil Ical ini kembali enggan menanggapi lebih lanjut. "Tidak ada komentar hari ini," kata Ical sembari memasuki salah satu ruangan dengan kawalan penjaga-penjaganya.
Seperti diberitakan, pada Senin (2/5/2011) Imam Supriyanto bersama sejumlah mantan petinggi NII sempat mendatangi gedung DPR untuk memberikan kesaksian mengenai aset dan harta benda NII KW IX dengan Bank Century. Seusai pertemuan tersebut, Imam mengungkapkan bahwa beberapa anggota NII mulai masuk ke beberapa parpol, seperti Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Republikan.

Selain itu, Imam juga menyebutkan bahwa NII KW IX yang dipimpin Panji Gumilang juga sedang melakukan perekrutan banyak anggota dari generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa. Dia juga sempat mengatakan bahwa anak dari Panji Gumilang telah menjadi anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari Fraksi Partai Golkar.
Wakil Ketua DPR asal Fraksi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, sempat memberikan pernyataan mengenai hal tersebut. Menurut Priyo, partainya telah menyiapkan platform yang kokoh agar kedepan tak lagi kecolongan dan disusupi oleh NII. "Saya pastikan Golkar tidak kecolongan karena Golkar sudah menyiapkan platform yang sudah demikian kokohnya sehingga orang yang tidak sesuai dengan platform sudah tentu akan terpental," ungkapnya di Gedung DPR.
Sumber : Kompas.com/Kamis, 12 Mei 2011 | 17:15 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/12/1715263/Ditanya.NII.Masuk.Golkar.Ical.Bungkam

Berita terkait :

Parpol Disusupi NII
Selasa, 3 Mei 2011 | 03:31 WIB

Share:
Jakarta, Kompas - Imam Supriyanto, yang mengakui sebagai Menteri Peningkatan Produksi Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 tahun 1997-2007, menuturkan, kader NII menyusup ke sejumlah partai politik, seperti Partai Demokrat dan Partai Golkar. Penyusupan ini untuk mempermudah penyebaran ideologi tentang NII.
”Demokrat dan Golkar dipilih karena parpol besar, sehingga lebih mudah untuk perjuangan di parlemen,” jelas Imam di kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (2/5). Ia menambahkan, ada anggota NII yang menjadi anggota DPRD pula.
Misi politik NII dengan berjuang lewat parpol, lanjut Imam, terutama muncul setelah era reformasi. Sebelumnya, misi NII lebih banyak di bidang pendidikan dan ekonomi.
Sejumlah tersangka teroris seperti Imam Samudera, katanya, adalah mantan anggota NII. Bahkan, Abu Bakar Ba’asyir juga pernah aktif di NII tahun 1970-an.
Imam juga menuturkan, Panji Gumilang yang memimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun adalah pemimpin NII KW 9. Panji punya hubungan dekat dengan sejumlah orang, termasuk mantan pemilik Bank Century, Robert Tantular. Panji diduga punya simpanan besar di bank itu.
Imam menemui Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, menyampaikan apa yang diketahuinya terkait NII dan harta lembaga itu yang diduga disimpan di Bank Century. Menurut Priyo, ia akan meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyelidiki dugaan uang Panji di Bank Century.
Priyo, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar, bersyukur belum ada anggota NII yang menjadi pengurus partai.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok menuturkan, NII yang kini meresahkan masyarakat sebenarnya hanya kelompok kecil yang tidak dapat dikendalikan.
Mubarok membenarkan, Panji Gumilang adalah mantan anggota NII. ”Panji Gumilang berbeda dengan NII Kartosuwiryo. Bahkan, dia didukung intelijen dengan tujuan melawan NII Kartosuwiryo. Dia berpikir NII harus dilawan dengan mencerdaskan dan memakmurkan rakyat dan itu yang dilakukannya melalui Al-Zaytun,” paparnya.
Mubarok juga membenarkan, akhir Maret Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum serta Sekretaris Jenderal Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono ke Al-Zaytun. Kunjungan itu menjadi bagian dari rangkaian safari pesantren. Mereka juga memberi bantuan untuk Al-Zaytun.
Pemerintah melarang
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menyatakan, pemerintah secara tegas melarang keberadaan NII. Kelompok itu dikhawatirkan ingin mengacaukan suasana, sehingga tidak ada tempat untuk NII di Indonesia. Masyarakat diminta berhati-hati terhadap kelompok itu.
”Saya curiga orang-orang NII ingin mengadu domba sesama masyarakat. Kita ini sangat majemuk, sehingga kondisinya rentan sekali,” ujarnya. Untungnya, kata Patrialis, rakyat Indonesia cepat memahami situasi sehingga tak mudah diadu domba dan tak terjadi kesalahpahaman.
Mengenai dugaan keterkaitan NII dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Jawa Barat, Patrialis mengatakan, ia tengah menunggu hasil pemeriksaan pihak berwajib. ”Jika ada indikasi saya rasa tak akan dibiarkan,” katanya.(nwo/iam/ina/bil/ arn/cok/pin/egi/bay)
Sumber : kompas.com/Selasa, 3 Mei 2011 | 03:31 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/03/03310468/Parpol.Disusupi.NII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini