TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Aksi
mahasiswa memecahkan bingkai foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) yang terpasang di pilar-pilar lobi gedung Nusantara III komplek
DPR/MPR sore ini adalah ekspresi ketidak percayaan mahasiswa. Mahasiswa,
tidak percaya lagi terhadap kepemimpinan Presiden SBY yang semena-mena
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)."Kebetulan saya tadi sempat menyaksikan sekilas aksi mahasiswa saat
saya melintas di gedung Nusantara III DPR/MPR. Saya sangat mengapresiasi
aksi mahasiswa yang dengan kesatria berani meruntuhkan simbol-simbol
kekuasaan yang korup, tidak pro rakyat, dan tidak pro kepentingan
nasional Indonesia yang disimbolkan oleh SBY-Booediono," tegas Masinton
Pasaribu, Rabu (14/3/2012).
Dalam sejarahnya, kata mantan aktivis 98 ini, gerakan mahasiswa adalah garda terdepan yang bergerak menyuarakan kehendak dan aspirasi rakyat. Dan saat ini mahasiswa sudah bergerak di berbagai daerah menolak kebijakan pemerintahan SBY-Boediono menolak kenaikan harga BBM, mendesak agenda pemberantasan korupsi, dan nasionalisasi perusahaan tambang asing.
"Suara mahasiswa adalah suara yang menyuarakan penderitaan rakyat dan bangsa Indonesia yang semakin tertindas dan semakin dimiskinkan oleh sistem kekuasaan yang mengabdi pada kepentingan pemilik modal asing dan pemodal nasional yang memiskinkan Indonesia," tegasnya.
Sikap mahasiswa Indonesia, katanya lagi, sudah mengkerucut pada ketidak percayaan terhadap pemerintahan SBY-Bodeiono yang lebih berperan sebagai pemerintahan boneka yang dikendalikan oleh kekuatan asing. Sikap ketidak percayaan mahasiswa diekspresikan dengan aksi-aksi penolakan kedatangan presiden maupun wakil presiden ke berbagai daerah yang diikuti dengan pembakaran foto-foto SBY-Boediono.
"Jika presiden SBY tetap memaksakan kehendaknya tetap menaikkan harga BBM, maka mahasiswa dan rakyat Indonesia juga berhak menyatakan menolak kenaikan harga BBM dengan berbagai cara dan dengan berbagai ekspresi aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM," Masinton mengingatkan.
sumber : id.berita.yahoo.com/aktivis-98-bingkai-foto-dipecahkan-peringatan-buat-sby-123708487.html;
Dalam sejarahnya, kata mantan aktivis 98 ini, gerakan mahasiswa adalah garda terdepan yang bergerak menyuarakan kehendak dan aspirasi rakyat. Dan saat ini mahasiswa sudah bergerak di berbagai daerah menolak kebijakan pemerintahan SBY-Boediono menolak kenaikan harga BBM, mendesak agenda pemberantasan korupsi, dan nasionalisasi perusahaan tambang asing.
"Suara mahasiswa adalah suara yang menyuarakan penderitaan rakyat dan bangsa Indonesia yang semakin tertindas dan semakin dimiskinkan oleh sistem kekuasaan yang mengabdi pada kepentingan pemilik modal asing dan pemodal nasional yang memiskinkan Indonesia," tegasnya.
Sikap mahasiswa Indonesia, katanya lagi, sudah mengkerucut pada ketidak percayaan terhadap pemerintahan SBY-Bodeiono yang lebih berperan sebagai pemerintahan boneka yang dikendalikan oleh kekuatan asing. Sikap ketidak percayaan mahasiswa diekspresikan dengan aksi-aksi penolakan kedatangan presiden maupun wakil presiden ke berbagai daerah yang diikuti dengan pembakaran foto-foto SBY-Boediono.
"Jika presiden SBY tetap memaksakan kehendaknya tetap menaikkan harga BBM, maka mahasiswa dan rakyat Indonesia juga berhak menyatakan menolak kenaikan harga BBM dengan berbagai cara dan dengan berbagai ekspresi aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM," Masinton mengingatkan.
sumber : id.berita.yahoo.com/aktivis-98-bingkai-foto-dipecahkan-peringatan-buat-sby-123708487.html;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.