Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Minggu, 11 November 2012

Intelijen : Ini Dia Kekasih Gelap Bos CIA

Ini Dia Kekasih Gelap Bos CIA

Aulia Akbar
Sabtu, 10 November 2012 09:48 wib
Foto : Paula Broadwell (paulabroadwell.com)
Foto : Paula Broadwell (paulabroadwell.com)
WASHINGTON - Biro Investigasi Federal (FBI) menguak misteri perselingkuhan Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) David Petraeus. Nama Paula Broadwell pun muncul dan dinyatakan sebagai kekasih gelap Petraeus.

Broadwell adalah seorang penulis biografi yang sangat akrab dengan Petraeus. Perempuan itu dikabarkan sempat meretas email Petraeus, namun sampai saat ini, sumber belum mengetahui apakah Broadwell akan dikenakan dakwaan kriminal karena meretas email jendral itu.

Petraeus bertemu Broadwell enam tahun yang lalu, ketika Petraeus memberikan kuliah umum di Universitas Harvard. Saat itu, Broadwell sedang aktif melakukan penelitian dan mulai mengakrabkan diri dengan Petraeus.

Sama seperti Petraeus, Broadwell juga berdinas di militer. Perempuan yang tinggal di Charlotte, North Carolina itu merupakan istri dari seorang radiolog, Dr Scott Broadwell. Serta memiliki dua orang anak, Lucien dan Landon.

"Saya adalah siswa yang diundang ke Harvard untuk bertemu dengan jendral pada acara makan malam, saya diundang karena saya adalah seorang militer," ujar Broadwell, seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (10/11/2012).

"Saya mengenalkan diri saya ke Letnan Jendral Petraeus dan mengatakan padanya tentang minat saya di bidang penelitian. Dia memberikan saya kartu nama dan meminta saya untuk tetap berkomunikasi dengan peneliti lain, serta sejumlah militer yang bekerja di bidang yang sama," imbuhnya.

Broadwell lulus dari Akademi Militer West Point dengan menyandang gelar kehormatan. Perempuan berusia 39 tahun itu langsung melanjutkan studinya di King College, London, untuk memburu gelar PhD.

Salah satu hasil karyanya adalah buku biografi berjudul "All In" yang menceritakan kehidupan David Petraeus. Broadwell juga menghabiskan banyak waktunya di tahun 2010 hingga 2011, di Afghanistan bersama Petraeus.

Pada dasarnya, perselingkuhan bukanlah satu hal yang memaksa seorang pejabat CIA mengundurkan diri, kecuali bila perselingkuhan itu menimbulkan resiko. Namun Petraeus mengundurkan diri karena menganggap perselingkuhan itu sebagai masalah besar yang dapat mempermalukan CIA.(AUL)



 

Intelijen : Selingkuh, Bos CIA Mengundurkan Diri

Sabtu, 10 November 2012 05:09 wib
Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) David Petraeus (Foto: Reuters)
Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) David Petraeus (Foto: Reuters)
WASHINGTON - Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) David Petraeus mengundurkan diri dari jabatannya. Petraeus mengaku, dirinya menjalankan hubungan perselingkuhan dan hal itu akan sangat mempermalukan CIA.

Pengunduran diri jendral senior itu menjadi fenomena yang cukup memalukan di Negeri Paman Sam. Petraeus mengumumkan pengunduran dirinya yang didasarkan atas alasan pribadi, lewat sebuah surat.

"Setelah menikah selama lebih dari 37 tahun, saya menunjukkan prilaku yang buruk karena terlibat dalam perselingkuhan. Perilaku itu tidak dapat diterima, sebagai seorang suami dan pemimpin organisasi," ujar Petraeus dalam suratnya, seperti dikutip Telegraph, Sabtu (10/11/2012).

Alasan pengunduran diri yang diutarakan Petraeus dinilai akan membuatnya rentan diserang. Seluruh badan intelijen di dunia ini tentunya mengingatkan para agen-agennya agar tidak terlibat dalam perselingkuhan. Pimpinan badan intelijen juga tidak diperkenankan mengabaikan peraturan itu.

Terdapat pula beberapa versi dari cerita pengunduran diri Petraeus. Menurut sumber dari Washington, Petraeus mundur karena menerima tekanan yang cukup berat, usai Duta Besar AS untuk Libya Chris Stevens, tewas. CIA menjadi pihak yang disalahkan, karena gagal mendeteksi adanya potensi serangan di Konsulat AS di Benghazi, Libya.

Wakil Petraeus, Michael Morrel, dipastikan mengemban tugas Petraeus dalam jangka pendek sebelum Presiden Barack Obama mencalonkan seseorang untuk menggantikan Petraeus. Calon Direktur CIA juga harus mendapat persetujuan dari para Senator.

Petraeus diangkat menjadi Direktur CIA pada September 2011, setelah Leon Panetta dinobatkan menjadi Menteri Pertahanan AS. Petraeus adalah seorang perwira militer yang memimpin perang di Afghanistan.

Jabatan Direktur CIA menjadi prestasi cemerlang bagi pria berusia 60 tahun itu. Kinerja Petraeus juga sangat dipuji oleh sejumlah kalangan politisi AS, terutama dari kubu Republik.
(AUL)
sumber: http://international.okezone.com/read/2012/11/10/414/716443/selingkuh-bos-cia-mengundurkan-diri

Teroris : Terduga Teroris Palmerah Diincar Selama Sepekan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktifitas kelompok terduga teroris di kawasan Gang Haji Kimin, Palmerah Barat II, Palmerah, Jakarta Barat, sudah diincar polisi sejak sepekan lalu. Dwijo Suharto, 75 tahun, tetangga terduga dua teroris Suherman, 22 tahun dan David, 18 tahun, melihat gelagat tidak beres sejak polisi mondar-mandir dalam beberapa hari sebelum penggerebekan.


"Dalam tiga hari terakhir polisi terus bolak balik mengamati rumah itu (terduga teroris)," ujar Dwijo, Ahad, 28 Oktober 2012. Menurut dia, kecurigaan polisi beralasan sebab dalam enam bulan terakhir, aktifitas di rumah Suherman mencurigakan warga sekitar.


Mereka kerap berdiskusi hingga larut malam bahkan beberapa diantaranya sampai menginap. "Mereka datang silih berganti, kadang berdua atau bertiga, pakaian baju koko dan berjanggut," ujarnya.

Dalam setiap aktifitasnya, ujar pensiunan polisi ini, pemilik rumah kerap menutup pintunya dengan rapat, mereka enggan dikenali warga dan jarang berkumpul dengan warga sekitar. "Sering kadang aktifitasnya sampai jam satu, dua malam," kata dia. "Mereka jarang bergaul, sama orang tua saja cuek,".

Khawatir meresahkan masyarakat, Ia mengaku hingga tiga kali melaporkan aktifitas di rumah Suherman kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) 03 dan Rukun Warga (RW) 09. Namun belum ada respon. "Saya takut nanti malah saya dicurigai, tapi saya belum sempat lapor polisi," kata dia.

Semakin intensnya kegiatan mereka, terutama dilihat dari tamu yang datang sebagian besar berjanggut dan berbaju koko. Kakek uzur ini sempat berujar kepada beberapa tetangganya bahwa dalam waktu dekat penghuni rumah segera diamankan petugas kepolisian. "Dugaan saya 85 persen benar, saya bilang ini besok pasti ditangkap, karena mencurigakan," kata Dwijo.

Hal yang sama diungkapkan Yaman, 50 tahun, tetangga yang berjarak tiga rumah dari tempat tinggal terduga teroris Suherman dan David ini, mengaku kerap di sapa petugas kepolisian pada malam hari. Ia memperkirakan rumah Suherman sudah menjadi target buruan polisi dalam waktu dekat akibat aktifitasnya.

Mereka tidak memperlihatkan identitasnya, namun kerap memberikan intruksi saat melintas di rumah terduga teroris. "Kadang mereka menoleh ke rumah itu baru jalan lagi dan itu sering," ujarnya. "Kemarin sebelum penangkapan, malamnya saya di sapa sama petugas yang hilir mudik itu,".

Kemarin tepat pukul 11.00 WIB siang, Detasemen Khusus 88 anti teror berhasil menangkap tiga orang terduga teroris di Gang Haji Kimin, Palmerah Barat II, Palmerah, Jakarta Barat, mereka adalah Suherman, 22 tahun, David, 18 tahun, dan Narto. Belakangan diketahui, ketiganya masuk dalam kelompok jaringan teroris baru Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI).

Rencannya Kompok ini akan mengincar Konsulat Jenderal Amerika Serikat di daerah Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di depan Kedutaan Besar Australia di mana ada Kantor Freeport dan Mako Brimob di Jalan Srondol, Jawa Tengah.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/10/28/064438219/Terduga-Teroris-Palmerah-Diincar-Selama-Sepekan
JAYADI SUPRIADIN

RUU Ormas Ancam Kelompok Arisan Sampai Kotak Amal

RUU Ormas Ancam Kelompok Arisan Sampai Kotak Amal
TEMPO.CO , Jakarta - Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat (RUU Ormas) yang bakal disahkan dalam waktu dekat ternyata tak hanya mengancam organisasi kemasyarakatan maupun yang bernaung di bawah partai politik.
"Organisasi-organisasi yang berada di bawah partai politik seperti Kosgoro harus bubar," kata aktivis dari Kontras, Usman Hamid, di Kantor Wahid Institute, Jakarta, Jumat 2 November 2012.
Alasannya, organisasi-organisasi tersebut belum mengantongi Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Kementerian Dalam Negeri. Mereka baru mendapat akta notaris.
Padahal dalam Pasal 16 RUU Ormas disebutkan setiap organisasi berbadan hukum yayasan dan perkumpulan, maupun organisasi yang tidak berbadan hukum wajib punya SKT.
Tak hanya organisasi besar, kata Usman, perkumpulan semacam pecinta fotografi hingga arisan yang diselenggarakan ibu-ibu juga harus mendapatkan izin dari Kementerian atau kepala daerah di tingkat masing-masing.
Selain itu, setiap perkumpulan dan organisasi juga harus memiliki akta pendirian yang dikeluarkan oleh notaris, AD/ART, program kerja, kepengurusan, surat keterangan domisili, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan surat pernyataan kesanggupan melaporkan kegiatan.
Romo Benny dari Konfernsi Wali Gereja Indonesia menambahkan, jika RUU Ormas jadi disahkan, tak hanya organisasi yang dikhawatirkan akan dibubarkan, bahkan kotak amal pun bisa terancam keberadaannya.
Alasannya, dalam Pasal 34 ayat 2 RUU Ormas, setiap organisasi wajib melaporkan dan mendapat persetujuan pemerintah untuk menerima sumbangan dari sumber mana pun. Padahal kotak masjid juga dikoordinir oleh pengurus masjid, yang lagi-lagi mesti mendapat SKT.
NUR ALFIYAH

Teroris : Bom untuk Gubernur Sulsel Berisi TNT dan Paku


Minggu, 11 November 2012 | 17:50 WIB
Bom untuk Gubernur Sulsel Berisi TNT dan Paku  
KOMPAS/ASWIN RIZAL HARAHAP
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo saat menerima kunjungan CEO Vale asal Brasil, Murilo Ferreira, di kediaman gubernur, Senin (10/10/2012).

MAKASSAR, KOMPAS.com - Benda padat berasap yang dilemparkan ke arah Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dipastikan merupakan jenis bahan peledak high explosive (daya ledak tinggi). Bom seberat 2 ons tersebut berisi serbuk TNT dan paku lima sentimeter.
"Bom pipa high explosive yang digunakan tersangka mirip dengan bom di Poso. Kekuatan bahan peledak hingga radius 500 meter," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Ajun Komisaris Besar, Endy Sutendi saat menggelar konferensi pers di Mapolrestabes Makassar, Minggu (11/11/2012).
Dari tangan pelaku, disita senjata api rakitan jenis revolver Colt Detaktif, lima butir peluru kaliber 38, tas selempang warna hitam, dompet, STNK, kartu identitas diri, serta sebuah HP. Semua barang bukti kini diamankan di Mapolrestabes Makassar.
Syahrul dilempari bom rakitan saat tengah berorasi di atas panggung usai acara Jalan Santai Bareng Komandan untuk memperingati HUT Partai Golkar di Monumen Mandala, Makassar, Minggu (11/11/2012) pagi.
Pelaku melemparkan bom dari jarak kurang lebih 10 meter dari tempat Syahrul berorasi. Beruntung Syahrul selamat dari insiden tersebut. (Abdul Azis)
Sumber :http://regional.kompas.com/
Tribun Timur
Editor :
Tri Wahono

Selasa, 06 November 2012

FPI : Perusakan masjid Ahmadiyah, Warga Bandung kecam FPI

Koalisi masyarakat untuk Bandung Lautan Damai (BLD) mengecam aksi yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) yang melakukan pengrusakan masjid Ahmadiyah. Menurut ormas itu, aksi kekerasan yang dilakukan FPI merupakan tamparan keras bagi warga Jabar, khususnya orang Sunda.

Juru bicara Koalisi BLD Muhammad Irfan mengatakan, pihaknya merilis petisi kecaman terhadap FPI agar ormas Islam itu meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Jabar.

"Kebaikan kami ternyata disalahgunakan. Mulanya kami mempersilahkan ormas beraktifitas. Tapi kita diam. Tapi diam kami mereka artikan sebagai takut. Kami tak ingin tanah Sunda yang damai dicederai," jelas Irfan, melalui rilis yang diterima wartawan, Selasa (30/10).

Selain itu, BLD juga meminta pemerintah pemerintah daerah segera mencabut segera pergub/perda yang diatur Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar No. 12 Tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah di Jawa Barat.

"Pergub ini dianggap intimidatif terhadap minoritas dan memecah belah kerukunan umat beragama," jelasnya.

Dengan adanya aturan itu, dia menilai Gubernur Jabar Ahmad Heryawan gagal dalam memimpin, mengayomi dan melindungi masyarakat Jabar dari aksi kekerasan yang dilakukan oleh ormas.

Koalisi yang disepakati berbagai organisasi, seperti Gempungan Sunda Basajan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, Komunitas Sunda Kreatif, Jakatarub, dan Incres minta setiap ormas atau kelompok masyarakat yang ada di Jabar wajib menghormati nilai-nilai luhur budaya Sunda yang ada di Jabar.

Tidak hanya itu, BLD juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kekerasan yang dilakukan ormas radikal di Bandung, atau di Jawa Barat secara keseluruhan.
Sumber:

FPI : FPI Bubarkan Acara Kurban Ahmadiyah di Bandung


TEMPO.CO, Bandung - Kegiatan pemotongan dan pembagian daging hewan kurban oleh jemaah Ahmadiyah di Masjid An-Nasir 1948, Jalan Haji Sapari, Kota Bandung terpaksa dibatalkan, Jumat, 26 Oktober 2012. Hal itu menyusul protes dan perusakan masjid milik jemaah Ahmadiyah itu oleh para anggota Front Pembela Islam Bandung Raya.
Penyerbuan sendiri terjadi Kamis malam, 25 Oktober 2012. Akibat penyerbuan, empat ekor sapi dan tiga ekor kambing untuk kurban yang merupakan sumbangan jemaah Ahmadiyah masih tampak terikat di halaman depan Masjid An-Nasir. Baru tadi pagi hewan kurban tersebut diambil.
Fridey Tony, salah satu jemaah masjid itu mengatakan, pemotongan dan pembagian kurban di An-Nasir dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman, menyusul protes sejumlah anggota FPI semalam. "Sekarang hewannya dititipkan di jagal terdekat untuk dipotong," ujarnya, di kawasan An-Nasir, Jumat pagi, 26 Oktober 2012.
Seperti dilaporkan sebelumnya, sejumlah anggota FPI menggeruduk masjid Ahmadiyah yang terletak di Kecamatan Astana Anyar semalam sekitar pukul 21.00 WIB. Mereka menuntut agar An-Nasir menghentikan semua kegiatan keagamaan jemaah Ahmadiyah di masjid itu. Saat para pemrotes datang, sejumlah jemaah An-Nasir tengah menyiapkan kegiatan Iedul Qurban.
"Semalam kami sedang menunggui hewan kurban ketika FPI datang," ujar Hendar, salah satu jemaah Ahmadiyah yang semalam hadir di An-Nasir. "Awalnya mereka (FPI) datang baik-baik sekitar pukul 21.00 WIB. Tapi, sekitar pukul 22.30 mereka marah dan merusak lampu dan jendela kantor di lantai 1," tuturnya. Ketika perusakan terjadi, ada 10 orang Ahmadiyah, termasuk para ibu, yang berada di dalam masjid.
ERICK P. HARDI
Sumber : 

FPI : Rusak masjid Ahmadiyah, FPI Bandung Raya terancam dibekukan

Insiden perusakan Masjid An Nasir Bandung yang digunakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia berbuntut terancamnya pembekuan Ormas Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya. Hal itu langsung disampaikan Sekjen FPI Jabar Epi Arifin.

"Ancaman seperti itu ada, karena pengrusakan merupakan kesalahan yang nantinya akan berbuntut tindakan tegas dari pengurus FPI Jabar," katanya di kantor Ombudsman Perwakilan Jabar, Bandung, Selasa (30/10).

FPI Jabar kini telah melayangkan teguran terhadap pelaku, yang di antaranya tersangka Asep Abdurahman alias Utep yang mendekam di Mapolrestabes Bandung. Bahkan tak menutup kemungkinan jika FPI Bandung raya akan dibekukan.

"Saat ini mungkin sanksinya hanya berupa teguran, namun bukan tidak mungkin dibekukan," terangnya.

FPI Jabar, kata dia, menyesalkan kejadian perusakan Masjid Ahmadiyah yang dilakukan anggota FPI Bandung Raya. Meski hal itu berindikasikan spontan, namun menurutnya tidak perlu terjadi.

"Kita ingin Bandung itu kondusif. Sekarang kita akan bahas dalam musyawarah besar, apakah akan ada pembekuan atau tidak," jelasnya.

Sebelumnya FPI Bandung Raya sendiri sempat dibekukan keberadaannya. Namun tak lama ini FPI Bandung Raya tiba-tiba eksis kembali dengan orang-orang yang juga baru.
Sumber:

http://id.berita.yahoo.com/rusak-masjid-ahmadiyah-fpi-bandung-raya-terancam-dibekukan-090456850.html

Jumat, 02 November 2012

Terduga Teroris Poso, Jaringan 5 Provinsi



foto
Suasana perkampungan Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah. TEMPO/Rusman Paraqbueq

Terduga Teroris Poso, Jaringan 5 Provinsi

TEMPO.CO, Poso - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Dewa Parsana mengatakan ketiga terduga teroris yang ditangkap pada Rabu lalu di Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah, merupakan jaringan teroris di berbagai wilayah, seperti Poso, Solo,  Nusa Tenggara Timur, Medan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan.

"Mereka adalah kelompok jaringan besar," kata Dewa saat memperlihatkan barang bukti hasil penggeledahan di Markas Kepolisian Resor Poso, Jumat, 2 November 2012.

Kelompok teroris yang dimaksud Dewa adalah tiga orang yang ditangkap di Desa Karola dan Desa Bhakti Agung, Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Rabu lalu. Ketiga terduga teroris itu berinisial N, S, dan F. Seorang lagi, bernama Jibon, tewas tertembak saat operasi penangkapan di Karola.

Dewa tidak menyebutkan secara detail pemimpin kelompok yang dimaksud. Namun, dia memastikan jaringan itu terlibat dengan berbagai aksi teror di Sulawesi Tengah, termasuk pembunuhan dua personel polisi di Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, bernama Brigadir Satu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman.

Ketiganya juga diduga terlibat dalam beberapa peristiwa, seperti kasus pembunuhan dua polisi di depan di Bank BCA Palu pada 2011, insiden penembakan warga bernama Noldi Ambo Lando di Kecematan Lege pada Agustus 2012, peledakan bom di Kabupaten Morowali pada Setember 2012, penembakan Asnan Sawo di Masani, Kecamatan Poso Pesisir, dan peledakan bom di depan rumah pegawai Dinas Pekerjaan Umum Poso, Okri Mamuaya, pada Oktober lalu, serta peledakan di kantor Pos Polisi Lalu Lintas, Bundaran Smaker, Poso Kota.

Terduga teroris itu  juga dinyatakan terlibat pelatihan paramiliter di Gunung Biru, Tamanjeka, Poso Pesisir pada 2010 sampai sekarang. Dalam catatan Tempo, angkatan pertama pelatihan paramiliter di Gunung Biru dipimpin oleh Santoso, anak gembong teroris yang telah meninggal Noor Din M. Top.

RUSMAN PARAQBUEQ
Sumber :http://www.tempo.co/read/news/2012/11/02/063439313/Terduga-Teroris-Poso-Jaringan-5-Provinsi

Teroris : Tiga Teroris Poso Diduga Bunuh Polisi Tamanjeka

foto
Personel Yonif 714 sedang memantau ke arah Gunung Biru, lokasi diduga basis pelatihan teror. Mereka memantau di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah. TEMPO/Rusman Paraqbueq

TEMPO.CO, Poso -- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Dewa Parsana, mengatakan tiga terduga teroris yang berhasil ditangkap Rabu lalu merupakan pelaku pembunuhan dua personel polisi di Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah. Ketiga pelaku berinisial N, S dan F.

"Kelompok ini merupakan buron dari kasus pembunuhan dua anggota Polri pada 2011 di Bank BCA, Palu. Mereka juga terlibat pelatihan paramiliter dari 2011 sampai saat ini," kata Dewa saat konferensi pers di Markas Polres, Poso, Jumat, 2 Oktober 2012.

Dua polisi, Brigadir Satu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman, ditemukan tewas di Tamanjeka, awal Oktober lalu. Mayat keduanya ditemukan pada 16 Oktober lalu setelah dinyatakan hilang sepekan sebelumnya. Keduanya dikubur dalam satu lubang.

Dewa mengatakan ketiga terduga teroris yang ditangkap juga diduga terkait dengan insiden penembakan warga bernama Noldi Ambo Lando di Kecematan Lege pada Agustus 2012, peledakan bom di Kabupaten Morowali pada Setember 2012, penembakan Asnan Sawo di Masani, Kecamatan Poso Pesisir, peledakan bom di depan rumah pegawai dinas Pekerjaan Umum Okri Mamuaya pada Oktober lalu, serta peledakan di kantor Pos Polisi Lalu Lintas, Bundaran Smaker, Poso Kota.

Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap ketiga terduga teroris tersebut di dua tempat terpisah, di Desa Karola, dan di Tambarana, Desa Bhakti Agung, Kecamatan Poso Pesisir Utara. N tertangkap di Bhakti Agung, serta S dan F di Karola.

Dalam penangkapan ini, seorang terduga teroris, Jibon, tewas tertembak. Kepolisian juga berhasil mengamankan barang bukti berupa satu pistol dan belasan bom rakitan aktif.

Dewa tidak menjelaskan secara detail peran mereka dalam berbagai insiden tersebut. Dia juga tidak memberikan kesempatan kepada wartawan untuk mengajukan pertanyaan. "Untuk sementara, tidak ada pertanyaan," kata dia.

RUSMAN PARAQBUEQ

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/11/02/063439385/p-Tiga-Teroris-Poso-Diduga-Bunuh-Polisi-Tamanjeka
 

Cari Blog Ini