Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 17 Januari 2013

Operasi Cakra Bhakti TNI Jaring 1.123 Prajurit Desersi

Panglima Serius Tegakkan Hukum Di Internal
Jum'at, 18 Januari 2013 , 09:53:00 WIB

ILUSTRASI

  

RMOL. TNI membuktikan keseriusan menegakkan hukum di internalnya. Setidaknya, ada 1.123 prajurit desersi yang ditindak dalam operasi Cakra Bhakti yang digelar tahun lalu.
Hitungan Markas Be­sar TNI jumlah tersebut menga­lami peningkatan diban­dingkan tahun lalu sebesar 1.109 prajurit. “Tahun ini bertambah sebanyak 14 kasus,” kata Pang­lima TNI Agus Su­hartono dalam Pembu­kaan Gelar Operasi Penegakan Ke­tertiban dan Yustisi TNI di Mar­kas Besar TNI, Rabu lalu.
Operasi Cakra Bhakti merupa­kan nama sandi upaya penegakan hukum yang dilakukan secara ru­tin. Tujuannya mencegah ter­jadinya pelanggaran serta per­buatan melawan hukum yang di­lakukan prajurit TNI.
“Pelaksanaannya bisa mandiri maupun gabungan di wilayah hu­kum masing-masing dengan me­­libatkan Pomad, Pomal, Po­mau dan dibantu Satuan Provost Pol­ri,” terangnya.
Untuk Operasi Cakra Bhakti TNI pada tahun ini akan meli­batkan 1.389 personel, terdiri dari Mabes TNI 57 personel, TNI AD 281 personel, TNI AL 281 perso­nel, TNI AU 281 personel, serta panitia dan pendukung sebanyak 294 personel.
Menurutnya, seorang prajurit ti­dak hanya harus profesional, me­lainkan juga mempunyai mo­ralitas tinggi dan patuh pada hukum. Dengan demikian tidak ada alasan bagi prajurit untuk disiplin. “Sudah dapat remunerasi dan gaji serta fasilitas, seharusnya tak ada alasan melanggar aturan,” tegasnya.
Dikatakan, efek media infor­masi dan globalisasi berpengaruh cukup luas pada pemahaman ma­sing-masing prajurit tentang di­siplin. “Apa yang masuk lang­sung diterima para prajurit. Apa­lagi mereka punya pemahaman masing-masing. Ke depan, semo­ga kedisiplinan prajurit bisa di­tingkatkan,” harapnya.
Selain desersi, pada 2012 juga terja­di beragam kasus. Misalnya, pelanggaran disiplin murni, lalu lin­tas, asusila dan narkoba (Leng­kapnya baca tabel).
Lalu bagaimana dengan pene­ga­kan disiplin Anggota TNI di daerah? Komandan Polisi Militer Kodam IV Diponegoro Kolonel CPM Sudirman mengatakan, pelaksanaan Operasi Penegakan Hukum dan Tata Tertib (Gaktib) TNI yang digelar Polisi Militer sangat efektif untuk menekan ang­ka pelanggaran di kalangan prajurit TNI AD. Buktinya, angka pe­lang­ga­ran yang terjadi di jajaran Ko­dam IV Diponegoro, Semarang-Jawa Tengah menga­lami penuru­nan. “Ada penurunan indeks kasus atau pelanggaran di tahun 2012 sekitar 27,6 persen,” katanya.
Dikatakan, penuntasan proses hukum kasus di 2012 sebanyak 155 kasus. Sisanya, 2 kasus akan diselesaikan pada tahun ini. Pe­langgaran tertinggi yang dila­kukan anggota TNI AD di wila­yah Kodam IV Diponegoro ma­sih didominasi kasus disersi.
Khusus untuk kasus disersi tahun 2011 ada 46 kasus, sedang pada 2012 turun menjadi 39 kasus. Sementara pelanggaran lain­nya adalah kedisiplinan ber­lalu lintas. Pada 2011 terdapat 25 kasus, dan 2012 turun menjadi 23 kasus.
“Selain menggalakkan operasi Gaktib, peningkatan pembinaan prajurit yang dilakukan di satuan masing-masing para komandan sa­tuan adalah kunci untuk mem­perkecil angka pelangga­ran,” jelasnya.
Dalam operasi Gaktib yang akan digelar sepanjang tahun ini, sa­sarannya adalah anggota TNI AD yang terlibat pembackingan, pengguna & pengedar narkoba, perjudian & curanmor, desersi, per­kelahian massal & penga­nia­yaan serta pelanggaran pidana mau­­pun tata tertib lainnya.
Terkait Pemilukada Jawa Te­ngah Mei mendatang yang ter­da­pat calon-calon dari bekas TNI, Danpomdam IV tetap menjun­jung tinggi instruksi komando atas un­tuk menjaga netralitas.
Perlu Diketahui Rekam Jejaknya
TB Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi I DPR
Meninggalkan tugas dinas militer atau disersi merupakan tin­dakan yang memalukan bagi seorang prajurit TNI.
“Kalau jumlahnya seribu, itu hampir setara satu setengah ba­talyon. Hal tersebut menun­juk­kan tingkat penerapan disiplin yang lemah.”
Kondisi itu terjadi aki­bat re­krutmen calon anggota TNI tidak dilakukan secara menyelu­ruh. Dalam proses rekrutmen, Mabes TNI hanya melakukan tes fisik, ideologi, dan akademik. Bila TNI ingin lebih serius meng­anti­sipasi prajurit desersi, seharusnya dila­kukan tes analisa lingkungan.
“Untuk mengetahui rekam je­jaknya, lakukan cek ke tempat ting­galnya, lingkungan, sekolah. Bagaimana sikap calon prajurit itu. Apakah mereka memiliki ca­tatan kriminal atau pelanggaran norma-norma di dalam masya­rakat atau tidak.”
Selain itu banyaknya perilaku desersi dan kriminal di kalangan pra­jurit TNI disebabkan pembi­naan yang lemah. Selama ini sistem pembinaan yang dilaku­kan para perwira tidak efektif dan efisien. “Dua masalah utama itu­lah yang menjadi penyebab uta­ma perilaku desersi dan kriminal anggota TNI.”
Karena Faktor Ekonomi Ada Yang Jadi Pengojek
Endriartono Sutarto, Bekas Panglima TNI
Berbagai macam alasan anggota TNI melakukan desersi dan pelanggaran hukum. Paling banyak adalah faktor ekonomi. Bahkan ada prajurit yang rela men­jadi pekerja serabutan se­perti menjadi tukang ojek dan su­­pir angkot untuk memenuhi ke­­butuhan hidup keluarganya.
“Di zaman kepemimpinan saya, kesejahteraan TNI belum terjamin. Pilihan mengojek dan me­nyupir terpaksa diizinkan ata­san demi mencukupi kebutu­han hidup, asal tidak melanggar hukum dan tugas.”
Sedangkan, pada zaman konflik di Ambon dan GAM di Aceh, beberapa prajurit juga me­lakukan desersi dan pe­lang­garan dengan alasan menjaga keamanan keluarga dan mem­balas dendam, karena ada ang­gota keluarganya yang tewas dalam konflik tersebut.
Berdasarkan pengalaman, perilaku desersi pra­jurit di­penga­ruhi pergaulan ka­wan-ka­wan di luar prajurit. Me­reka ter­pengaruh dan merasa iri dengan kebebasan yang dimili­ki teman­nya. Selanjutnya, lari dan me­ninggalkan tugas karena ti­dak tahan dengan disiplin du­nia mi­liter. “Mentalnya prajurit seper­ti itu, sangat cengeng.”
Saat ini dengan perhatian yang diberikan kepada TNI, ke­sejahteraan para prajurit lebih terjamin. Kebijakan kenaikan remunerasi sudah mencukupi kebutuhan hidup prajurit TNI dan keluarganya selama satu bu­lan. Harapannya tidak ada lagi prajurit yang melakukan de­sersi atau melakukan tinda­kan kriminal hanya untuk me­me­nuhi kebutuhan hidupnya.
Meski kesejahteraan hidup prajurit jauh lebih baik, tapi, buk­tinya masih saja ada prajurit yang menyalahgunakan wewe­nang dengan melakukan krimi­nal dan meninggalkan tugas di­nasnya. Bahkan ada yang meng­konsumsi dan menge­dar­kan narkoba.
“Kebanyakan mereka yang menyalahgunakan penggunaan narkoba adalah prajurit-prajurit muda akibat pergaulan yang salah. Kalau sudah kecanduan, maka gaji yang diperoleh tidak akan cukup memenuhi kebutu­han konsumsi narkoba.”
Celakanya, gaji yang didapat tidak mencukupi membeli nar­koba, maka pilihan terakhir ter­paksa menjadi pengedar. “Tapi prajurit yang semacam ini jum­lahnya sangat sedikit.”
Prajurit yang mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba dapat dipastikan akan memiliki masa depan suram  karena akan habis dibalik penjara. “Itu resi­ko yang harus ditanggung pra­jurit. Mati atau masuk penjara.”
Kondisi tersebut harus men­jadi perhatian para pimpinan TNI. Sebab, bagaimanapun TNI merupakan salah satu con­toh tauladan, bukan malah ikut merusak moral.”  [Harian Rakyat Merdeka]
sumber:  http://www.rmol.co/read/2013/01/18/94624/Operasi-Cakra-Bhakti-TNI-Jaring-1.123-Prajurit-Desersi-

1 komentar:

  1. Saat proses rekrutmen, Mabes TNI selain melakukan tes fisik, ideologi, dan akademik, sebaiknya juga harus mengecek track record selama disekolah almamaternya, dan lingkungan tempat tinggal nya.

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini