Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 11 Desember 2014

Sejarah TORPANA Indonesia..

Toga Raja Pangaribuan dohot boruna Indonesia

“TORPANA INDONESIA”

Tugu Toga Raja Pangaribuan diresmikan di Bona Pasogit, Sitoluama, Laguboti pada tahun 1965, dan menjadi monumen serta motivasi bagi pomparan (keturunan) Toga Raja Pangaribuan. Sebagai implementasi dari motivasi tersebut, secara bersama-sama membangun perkumpulan (punguan) marga Pangaribuan dalam satu organisasi regional yaitu : Punguan Toga Raja Pangaribuan dohot Boruna, disingkat ‘TORPANA” yang didirikan di Medan pada tanggal 3 Maret 1968 dan kemudian berdiri di Jakarta serta kota-kota lainnya
Setelah 35 tahun berdirinya organisasi TORPANA, dirasakan kemajuan pomparan TORPANA di berbagai bidang. Hal itulah yang mendorong, sehingga dilakukan Pesta Syukuran dan Ulang Tahun Punguan Toga Raja Pangaribuan dohot Boruna se-Indonesia pada tanggal 4, 5 dan 6 Juli 2003 di Sitoluama, Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir, yaitu untuk menyampaikan ucapan Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan sekaligus untuk mempererat hubungan kasih antara sesama pomparan TORPANA.
Pesta Syukuran dan Ulang Tahun tersebut memotivasi pomparan TORPANA, sehingga sepakat membentuk dan mendirikan suatu organisasi bersekala nasional, yaitu organisasi PUNGUAN TOGA RAJA PANGARIBUAN DOHOT BORUNA SE-INDONESIA disingkat TORPANA SE-INDONESIA dan memilih serta melantik Ketua Umum pertama pada tanggal 6 Juli 2003 di Sitoluama. Mengingat Pomparan Toga Raja Pangaribuan, sudah tersebar di seluruh Nusantara dan Dunia, maka Torpana Se-Indonesia ditetapkan menjadi Torpana Indonesia. Organisasi TORPANA INDONESIA adalah sebagai wadah untuk mewujudkan cita-cita pomparan TORPANA, sesuai dengan lambang yang ada di Puncak Tugu Toga Raja Pangaribuan, yaitu SATU TANGAN MENGGENGGAM LILIN DAN PADI yang memberi pengertian sebagai berikut :
  • SATU TANGAN melambangkan Persatuan dan Kesatuan.
  • MENGGENGGAM, melambangkan Memiliki
  • LILIN, melambangkan Iman dan Ilmu Pengetahuan.
  • PADI, melambangkan Kesejahteraan.
  • SAPA, melambangkan Semangat Gotong Royong untuk kemajuan bersama.
  • TANGGA 6 TINGKAT, melambangkan 6 Gomparan (Lunggu).
Maka cita-cita pomparan TORPANA sesuai dengan yang ada pada Lambang Puncak Tugu tersebut adalah:
  1. Mewujudkan : PERSATUAN dan KESATUAN.
  2. Memiliki : IMAN.
  3. Cinta : ILMU PENGETAHUAN.
  4. Mewujudkan : KESEJAHTERAAN.
  5. SAPA, melambangkan Semangat Gotong Royong untuk kemajuan bersama.
  6. TANGGA 6 TINGKAT, melambangkan 6 Gomparan (Lunggu).
Terbentuknya Kepengurusan TOGA RAJA PANGARIBUAN DOHOT BORUNA INDONESIA (TORPANA Indonesia) yang pertama adalah tahun 2003, yaitu untuk periode tahun 2003 – 2007 dan sebagai Ketua Umum adalah Ir. J.K. Pangaribuan. Pada saat berakhir masa periode pertama ini, Dewan Penasihat menyetujui perpanjangan waktu kepengurusan periode pertama ke periode berikutnya, yaitu periode tahun 2008 – 2012.
Pada tahun 2009, Bapak Ir. J.K. Pangaribuan Ketua Umum Torpana meninggal dunia dan pada tahun 2010 Bapak Mahadin Pangaribuan, SH Ketua Dewan Penasehat juga meninggal dunia, sejak itu terjadi kevakuman kepemimpinan Pengurus TORPANA Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini, Pengurus Daerah dan Lungu_Lunggu Torpana se- Indonesia sepakat melaksanakan Munas, dengan maksud untuk memilih Pengurus baru periode 2011 - 2015 dan merevisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Sesuai kesepakatan maka Munas I Torpana Indonesia diadakan di Medan. Sebagai pelaksana Munas I, Ketua Umum adalah Drs. Amintas Pangaribuan dan menetapkan pelaksanaan acara pada tanggal 16 Juli 2011 di Convention Hall, Hotel Tiara Medan.
Munas dihadiri oleh peserta dari Bona Pasogit. perwakilan Pengurus Daerah yaitu Torpana se-Jabodetabek, Torpana Kalimantan, Torpana Jambi, Torpana Sibolga, Torpana Pematang Siantar, Torpana Tanah Karo, dan Torpana Medan, serta utusan dari 6 (enam) lunggu keturunan Toga Raja Pangaribuan. Munas dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara yang diwakili Kepala BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK dan dihadiri juga oleh Pengurus Punguan Anggi Doli Hutapea.
Peserta Munas memilih pimpinan Sidang yaitu Drs. Amintas Pangaribuan, Drs. Maringan Pangaribuan, Juara Pangaribuan, MBA, Musa Pangaribuan, SE. dan Drs. Jan Pieter Pangaribuan MPA, dengan Ketua pimimpin sidang Drs. Maringan Pangaribuan. Agenda Munas adalah :
  1. Mendengarkan pandangan umum dari peserta yang hadir yaitu dari Jakarta, Kalimantan, Jambi, Sibolga, Pematang Siantar, Tanah Karo, Bona Pasogit dan Tuan Rumah Medan, atas laporan Torpana Periode 2008- 2011
  2. Merevisi AD/ART TORPANA Indonesia tahun 2004.
  3. Menetapkan domisili Kantor Pusat Torpana Indonesia di Jakarta.
  4. Menetapkan Program Kerja Pengurus periode 2011 – 2015
  5. Memilih dan menetapkan serta mengukuhkan/melantik Ketua Umum Torpana Indonesia 2011-2015
Berdasarkan masukan dari pandangan umum, program kerja Pengurus TORPANA Indonesia periode 2011 – 2015, ditetapkan sebagai berikut :
  1. Konsolidasi organisasi untuk membangun kebersamaan, diantara organisasi Torpana Daerah/Wilayah di seluruh Indonesia.
  2. Meningkatkan program Kerohanian keturunan Toga Raja Pangaribuan
  3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia keturunan Toga Raja Pangaribuan, dengan memberikan bantuan bea siswa kepada anak sekolah/mahasiswa yang berprestasi.
Program lain yang berhubungan dalam meningkatkan daya saing Keturunan Toga Raja Pangaribuan, akan di susun oleh Pengurus pada rapat-rapat Pengurus. Pemilihan Ketua Umum TORPANA Indonesia dilaksanakan melalui penetapan Formatur sebanyak 9 (sembilan) orang yaitu, 1 (satu) orang mewakili Pengurus Lama, 1 (satu) orang mewakili Panitia Pelaksana, 1 (satu) orang mewakili Pengurus Daerah, 6 (enam) orang mewakili setiap lunggu yang ada di Toga Raja Pangaribuan. Sesuai keputusan Munas I (Komisi A) yang di tuangkan dalam AD/ART TORPANA INDONESIA 2011: Formatur hanya memilih Ketua Umum, dan terpilih Ir. Albert Pangaribuan, MSc, yang langsung dikukuhkan (dilantik) oleh Pimpinan Munas I. Selaku Ketua Umum yang baru periode 2011- 2015, pimpinan Munas I memberikan kesempatan kepada saudara Ketua Umum yang baru, untuk menyampaikan kata sambutan dan Pokok Pokok Program Kerja Torpana Indonesia periode 2011-2015.
Selanjutnya Ketua Umum diwajibkan untuk melengkapi dan menyempurnakan struktur kepengurusan Pengurus Pusat TORPANA Indonesia periode 2011-2015 dan hal ini telah dilaporkan pada Acara Perkenalan Pengurus Pusat Torpana Indonesia tanggal 7 April 2012 di restoran Toba Tabo, Jakarta, yang dihadiri oleh Pengurus Torpana se-Jabodetabek beserta para pengurus Lunggu lunggu, serta sesepuh Pangaribuan.
Pengurus baru ini telah menetapkan program Kerja dengan Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi adalah Menjadikan Punguan menjadi wadah pemersatu ni Ruas.

Misi yaitu :
  1. Meningkatkan kerohanian pomparan ni Toga Raja Pangaribuan.
  2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia pomparan ni Toga Raja Pangaribuan
  3. Meningkatkan kebersamaan diantara Punguan Toga Raja Pangaribuan di Indonesia.
Keinginan dalam mempertahankan adat istiadat melalui Punguan marga, kami lihat sebagai fenomena kerinduan, yang secara tidak langsung adalah merupakan kerinduan kita semua dan kalau kita tidak menjaga melalui Punguan Marga, maka lambat laun adat istiadat itu akan memudar dan dapat hilang.
Punguan Toga Raja Pangaribuan Indonesia, ikut dalam pelaksanaan adat hanya dalam bentuk :
  1. Surat pengangkatan/mangain menjadi marga Pangaribuan, sesuai usul Pengurus Punguan Torpana Daerah/Wilayah .
  2. Surat hukuman secara adat, terhadap kawin semarga Pangaribuan, setelah diproses dan diusulkan Pengurus Punguan Torpana Daerah/Wilayah.
  3. Keputusan Paradaton yang dapat mempersatukan marga Pangaribuan di seluruh Punguan Torpana di Indonesia.
Diluar ketiga poin diatas, yaitu tata pelaksanaan adat Pengurus Punguan Torpana Indonesia tidak ikut, sebab yang melaksanakan tata adat adalah Pengurus Torpana Daerah/ Wilayah.
Semoga dengan Kepengurusan yang baru ini, lebih memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Marga Pangaribuan dan Boru dimanapun berada, serta dapat mewariskan budaya Batak bagi generasi muda, dengan suatu ungkapan bahwa, Suku yang besar adalah suku yang menghargai adat dan budayanya .

Sumber :http://www.pangaribuanindonesia.org/index.php?page=sejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini