Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 17 September 2009

Aneh Tapi Nyata..."Kucing si Penyeberang Jalan".........

Bekasi, akhir Setember 2009.
Ada satu peristiwa yang sampai saat ini aku belum bisa  memecahkan misteri yang sering aku alami dan aku temui.. begini ceritanya;
Aku setiap kali akan bepergian kesuatu tempat, apakah itu ketempat kerja, atau akan melakukan sesuatu kunjungan ke suatu tempat , lalu bertemu dengan seekor kucing yang tiba-tiba "menyeberang" dari sebelah kanan ke kiri jalan (memotong dan melintas di depanku), sudah hampir pasti tidak berapa lama kemudian pada hari itu juga aku selalu akan mendapat suatu kesialan (musibah), misalnya kendaraan yang aku kendarai mengalami  ban bocor, atau serempetan dengan kendaraan lain lah, atau yang aku cari tidak akan ketemu atau tidak akan berhasil dan selalu menemui  "Kegagalan atau kesialan lainnya".
Semula aku tidak menghiraukan  "Kucing si peneyeberang jalan" ini. Tapi lama kelamaan aku iseng merenungkan kesialan dan mencatat sebab dan akibat setelah menemui  "kucing si penyeberang jalan ini". Aku selalu waspada dan mencoba secara sugesti agar tidak terjadi apa-apa selama perjalanan setiap menemui kucing menyeberang. Tetapi tetap saja sia-sia, dan mendapat kesialan......Kejadian ini sudah berlangsung  sejak setahun yang lalu.
Ada suatu pengalaman yang tidak dapat aku lupakan seumur hidupku. Ketika itu aku baru saja  pulang dari kota Muara Bungo - Jambi, Sumatera, sehabis masa tugas kantor menuju Jakarta. Aku menumpang bus umum AKAD (Antar Kota Antar Daerah). Seperti biasa dalam perjalanan aku menghabiskan waktu dengan membaca beberapa buku yang sebelumnya aku siapkan sebelumnya. Singkat cerita, menjelang 40 km sebelum kota Pekanbaru, aku lupa nama desanya, tiba-tiba menyeberang dua ekor kucing saling mengejar (aku tidak tahu apakah kucing tersebut kucing kawin atau kucing berantem), yang pasti membuat sang sopir kaget juga, lalu mengerem kendaraan bus dengan tiba2, membuat semua para penumpang  pada mengomel pada si pengemudi agar hati2. Aku juga ikut terbangun akibat  goncangan bus yang di rem tiba-tiba itu. Aku sempat mendengar bahwa si sopir minta maaf pada semua penumpang, dengan alasan ada kucimg  melintas tiba-tiba. Lalu kendaraan kendaraaan bus sempat melaju perlahan, lalu bergerak "kencang" kembali rata2- 70-80 km/jam. Aku sempat bertanya  pada kondektur nya, kenapa tidak berhenti sebentar untuk menguburkan "kucing sipenyeberang" yang telah tergilas mati . Si Sopir malah menimpali dengan mengatakan, "Alah.. sudahlah.. cuma kucing ini, yang salahkan dia. Kan dia yang menabrak bus.....enggak apa-apa itu....dengan gaya dialek sumateranya.... mendengar itu aku berpesan pada si Sopir, agar membawa mobil hati-hati aja...Setelah kejadian itu aku menjadi gelisah.. .
Kejadian yang aku takutkan tenyata terbukti. Tidak lama setelah kejadian tabrak kucing tersebut, kendaraan yang aku tumpangi terbalik menyamping, dengan posisi menghadap 180 derajat arah kota Medan. Semua berteriak, menjerit, menangis, benar-benar sangat panik dan kacau...! Saat itu masih pagi sekitar pukul 04:00 subuh.  Sekitar kejadian hanya terlihat perkebunan kelapa sawit. Sunyi senyap. Tidak ada bala bantuan. Penumpang kendaran bus banyak yang luka-parah. Seorang penumpang wanita hamil mengalami pendarahan serius. Kondektur bus kota pahanya terjepit pintu belakang dan tidak bisa bergerak, hanya bisa mengerang, menjerit minta tolong. Tidak ada yang bisa membantu si kondektur karena masih terhimpit body bus. Mana mungkin mengangkat body bus bukan ?.. Sementara, sebagian besar penumpang sibuk menyelamatkan diri sendiri dan keluarganya keluar dari dalam kendaraan. Kaca2 semua pecah. Dari dua puluh an orang penumpang, tiga orang selamat, termasuk penulis. Saat terjadi kejadian, posisi penulis saat itu  baru beberapa menit merebahkan badan di  bangku yang agak panjang, mau tidur, yang kebetulan ada yang kosong. Kejadiannya begitu cepat. Rasanya bagaikan terbang. lalu terhempas kembali. Penulis sendiri saat itu dalam posisi tertindih (ketimpa) seorang penumpang yang terlempar dari bangku belakang, dan kemudian aku berusaha mendorong orang tersebut agar bisa bangun serta berusaha secepatnya keluar dari dalam mobil, dan memanjat jendela dengan hati-hati, karena pecahan kaca berserakan dimana-mana, termasuk patahan  kayu penyanggah  mobil bagian dalam ada yang patah. Aku tak lupa berdoa, mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena masih diberi keselamatan hidup tanpa ada luka sedikitpun. Setelah keluar dari dalam kendaraan, aku pun berusaha membantu mengangkat, menarik  tubuh-tubuh yang  terjepit dan  meletakkan di pingir jalan aspal.. Kecuali si kondektur, kami tidak bisa membantu karena  masih terhimpit, terjepit tangga belakang kendaraan bus kota. Sebelum bantuan tiba, sebagian penumpang yang masih bisa  berjalan, (luka ringan), berusaha kembali ke dalam kendaraan untuk mencari barang-barang  berharga  mereka. Sekitar pukul 06:00 pagi barulah ada satu dua kendaraan yang lewat, dan kami minta tolong agar yang luka parah di bawa ke rumah sakit terdekat.       Itulah pengalaman yang tak mungkin aku lupakan...
Pengalaman kedua yang juga tidak pernah terlupakan tentang "kucing sipenyeberang jalan" adalah, tahun lalu (2008), ketika aku akan pulang dari kampung halaman, Kota Sitoluama, Tapanuli Utara, menuju Jakarta.  Saat itu kami naik kendaraan pribadi yang terdiri dari : kakak ipar, adik perempuan dan adik  ipar, mengendarai mobil Kuda. Pengemudinya bergantian membawanya. Penulis kadang-kadang menjadi pengemudi serep, artinya bila pengemudi asli lelah, aku yang menggantikannya. Begitulah kami saling berganti membawa kendaraan. Sejak kota Balige sampai .Kisaran perjalanan masih enjoy saja, saling bergantian membawa kendaraan. Namun kira-kira pukul 13:00, saat mendekati sebuah kampung.... tiba-tiba, meyeberang seekor kucing dari kiri ke kanan. Aku sangat terkejut dan takut. Lalu memberhentikan kendaraan, lalu minta gantian membawa kendaraan. Aku lalu pindah ke kursi belakang tidak mau membawa mobil. Kakak ku sempat marah dan bertanya kenapa tiba-tiba berhenti dan tidak mau membawa  kendaraan ?. Aku lalu mengatakan bahwa tadi telah melintas/menyeberang seekor kucing dari kanan  kekiri  saat aku mengemudi. Mendengar itu, semua kakak dan ipar ku mentertawakan jawaban ku itu. Tapi aku tidak peduli. Aku tetap  tidak mau  mengemudikan kendaraan. Akhirnya adik iparku sendiri yang mengemudikannya. Sepanjang perjalanan, aku habis-habisan di olok-olok oleh se isi kendaraan. Termasuk kakakku yang  menyindirku dengan kata-kata " kau jangan percaya tahayul..!. Apa kau tidak percaya Tuhan ..?. Kucing menyebrang aja takut...! Kayak gak punya iman aja....Tapi akau tetap diam saja dan tidak mau  adu argumentasi. Aku pura-pura memejamkan mata, tapi hati tetap cemas atas  peristiwa "si kucing penyeberang" tadi dan berharap tidak terjadi apa-apa.
Setelah  masuk kota, kami tidak mampir, karena mengejar waktu agar cepat sampai. Menjelang jam 15:00 sore, iparku agak kelelahan dan ngantuk.  Dan aku diminta menggantikannya untuk mengemudikan kendaraan. Dengan berat hati  aku terpaksa mengemudikan kendaraan. Namun setelah 2 jam meninggalkan kota tiba-tiba ban belakang kiri belakang pecah, kendaran sempat oleng, maklum kecepatan rata-rata 70-80 km perjam ..! Untung tidak masuk parit yang dalamnya dua meteran....! Setelah berhenti aku lantas balik teriak, .. Nah.. apa kata kubilang tadi ..! Seharusnya aku gak boleh bawa mobil, kan tadi kucing menyeberang. Aku sudah ingatkan, bahwa kalau aku masih yang menyetir kendaraan, pasti dapat musibah.... Aku sudah di beri pertanda sebelumnya iya kan ?? Semua yang didalam kendaran tidak ada yang berani komentar,. Satu-satu keluar dari kendaran. Untung masih ada ban serep. Namun sudah gundul banget. dan kurang angin, sedangkan peleknya sudah retak. Hari sudah agak gelap. kami sudah jauh 40 km dari desa...Akhirnya kami tetap meneruskan perjalanan dengan perasaan mencekam, maklum ban gundul, pelek retak. Untunglah kami menemukan kios penambal ban diperbatasan luar kota pada tengah malam. Kami pun dengan sangat terpaksa membayar mahal tiga kali lipat dari harga normal, padahal pelek bekas, dan ban nya pun bekas,,....
Setelah kejadian itu, semua saudara ku tidak ada lagi yang berani memperolok-olok ku sampai kami tiba di Jakarta, soal "Kucing sipenyeberang jalan" ....
Itulah sekelumit peristiwa "aneh tapi nyata"yang pernah ter-rekam dalam ingatan ku. Sampai saat ini pun penulis, akan berpikir seribu kali untuk melanjutkan perjalanan, bila menemukan "seekor kucing menyeberang" khusunya dari sebelah kanan ke arah kiri....
Apakah ada yang tahu mengapa  Penulis selalu di ingatkan akan adanya suatu peristiwa lewat seekor kucing ?
Wassalam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini