Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Sabtu, 15 September 2012

Dunia Walet : Hilang ingatan, walet kabur


PDF Print E-mail
Suatu hari saya mendapat telepon dari Kariangau. Lokasi ini merupakan daerah pakan walet yang terletak di pinggiran Balikpapan-Kalimantan Timur.  “Pak Arief, gedung walet saya sudah berjalan 6 bulan. Sebelumnya walet yang menginap sudah lumayan. Tiap  pagi hari sekitar jam 05.00 penjaga   menghitung  walet yang  keluar gedung jumlahnya sekitar  100 ekor. Tapi belakangan ini, saya mendapat kabar dari penjaga, kabar yang membuat saya sedih. Jumlah walet yang menginap  menyusut 50 %. Kata penjaga hanya sekitar 50 ekor yang keluar pagi hari. Apa penyebabnya  Pak?…Mengapa walet yang menginap  menyusut? Dimana letak kesalahannya?..”, kata teman ini dengan nada masygul.

Teman tersebut namanya Mulyana. Asli Jawa Barat, tapi sudah 15 tahun tinggal di kota minyak ini. Gedungnya ukuran kecil sekitar 6 m X 8 m tinggi 2 lantai.  Menurut  penjelasannya tidak ada predator dalam gedungnya, baik tikus, tokek, atau, burung hantu. Audio waletnya juga berjalan normal. Tapi kenapa waletnya menyusut drastis. Kenapa walet kabur?

Kariangau adalah daerah pakan. Sebagian besar walet di kota Balikpapan, cari makan serangga di sekitarnya. Di Kariangau, sejak 3 tahun yang lalu,  saya telah menangani 2 buah gedung, yakni milik Bp. Joyo, dan milik Bp. Hary (Delta Computer). Keduanya tinggal di Balikpapan.  Sekarang kedua gedung walet beliau ini berkembang sangat menggembirakan. 
 
Kasus walet kabur juga terjadi pada  gedung  milik seorang ustadz guru agama di Bahaur,  Kapuas, Kalimantan Tengah. Gedungnya tinggi 3 lantai berada di belakang rumahnya. Sebelumnya populasi walet sudah lumayan, meski baru berjalan 1 tahun. Namun, gara-gara mengikuti  saran seseorang yang mengaku konsultan, populasi waletnya bukan bertambah banyak, namun sebaliknya, waletnya  justru   kabur, hanya tersisa beberapa ekor saja. 

Apa yang disarankan oleh orang tersebut? Yaitu lubang voidnya dipindah ke posisi lain. Dengan pindah void, menurut orang itu,  populasi waletnya akan  bertambah berlipat. Tapi apa yang terjadi? justru waletnya tidak lagi pulang. Gedung yang semula sudah ada puluhan sarang, belakangan, sarangnya tidak lagi aktif alias sarang tidak berpenghuni. Sebagian besar waletnya pindah ke gedung lain.

Saat saya masuk ke gedung ini sekitar 1 bulan yang lalu, saya melihat beberapa kesalahan. Segera saya atur lagi tata ruang dan tata suaranya, tata cahaya dll. Saya dibantu beberapa santri, Amin, Kadir, Sanusi, Ibey, Hasyim, dan beberapa yang lain yang belum saya kenal. Kerja jadi cepat.  Saat itu hari Jum”at. Saya selesai kerja jam 2 siang. Karena  musafir, saya mendapat dispensasi dari Tuhan untuk tidak ikut jum’atan. Sekarang gedung milik guru spiritual yang memiliki ribuan santri ini, mulai berangsur-angsur  dihuni walet kembali. Tiap pagi-sore selalu ramai walet. Siang hari banyak walet di dalam gedung, karena selain iklim mikro  yang nyaman, juga tata ruangnya membuat walet merasa aman. “Alhamdulillah, Pak Arief. walet sudah mulai membikin fondasi sarang, ” ujar Hasyim yang diserahi Ustadz untuk rutin mengontrol gedung tersebut.
 
Kasus walet kabur memang jangan sampai menimpa gedung walet anda. Saya mendapat beberapa email, dan sebagian telepon, yang isinya mengadukan kasus serupa. Kaburnya walet tersebut ada yang ketahuan dan ada yang tidak ketahuan. Bagi gedung  yang burung waletnya   masih sedikit, kaburnya walet bisa diketahui. Darimana tahu kalau sebagian walet di sebuah gedung telah kabur? Karena waletnya belum banyak, bisa dilihat secara visual sore hari jumlah yang masuk sedikit, atau hitung pagi hari saat walet keluar gedung.

Bisa juga dilihat dari  kotoran walet di lantai yang telah kering  (yang di atasnya ada sarang), itu pertanda waletnya pindah ke sirip lain atau ke gedung lain. 

Namun bagi gedung yang populasi waletnya sudah ribuan, sulit untuk mengetahui waletnya telah kabur apa tidak.  Untuk menghitung secara manual, jelas sangat sulit. Untuk melihat  kotoran  yang kering, juga tidak valid, karena saat terbang di dalam gedung, walet juga buang kotoran. Cara mengetahuinya, yaitu setelah dipanen, apakah 3 bulan kemudian   jumlah sarangnya berkurang apa tidak. Jika sarangnya berkurang, kemungkinan besar sebagian walet telah kabur.

Mengapa walet kabur ke gedung lain, padahal tidak ada predator yang mengancam jiwa burung kecil itu? Jawabannya adalah, telah terjadi perubahan  secara mendadak, baik perubahan tata ruang, perubahan pintu masuk maupun perubahan  lubang void. Perubahan ini baik soal posisi, maupun ukuran. Perubahan dari ukuran  yang sempit ke ukuran yang lebar, tidak jadi masalah. Namun jika perubahan dari yang  lebar ke yang sempit, ini harus ekstra hati-hati.

Seperti diketahui walet yang telah menetap dan menghuni sebuah gedung, pasti  telah sangat hapal kondisi medan di dalamnya. Itu bisa dilihat, saat sore hari menjelang gelap, koloni walet masuk ke dalam gedung dengan kecepatan yang tinggi. Dalam hitungan detik ia  sudah sampai ke sarangnya. Walet sangat hapal dimana posisi void, dimana posisi sekat. Sehingga biarpun terbang sangat cepat, walet tak mungkin  menabrak tembok. Biarpun mata walet ditutup, karena sudah hapal medan dalam gedungnya, tak mungkin tersesat ke kamar lain. Bukankah walet juga sangat hapal di mana posisi sarangnya? Padahal sarangnya terletak  diantara ribuan sarang walet yang lain, tapi kok walet tidak salah ya?

Pada kasus walet kabur, erat kaitannya dengan perubahan yang ada di dalam gedung, yakni terjadinya perubahan yang membuat memori walet jadi kacau. Jika perubahan itu dilakukan secara mendadak, misalnya sebelumnya di sebuah ruang  tidak ada sekat, namun mendadak ada sekat, tentu walet akan kaget, juga bingung. “ Lho kok ada sekat? Kok ada penghalang? Saya harus lewat mana nih untuk menuju sarang saya…” Begitu kira-kira gerutu walet.

Pada kasus  perubahan tata ruang yang “berat”, ada kemungkinan  walet bisa “hilang ingatan”. Bagi walet usia tua, mungkin tidak terlalu problem. Walet tua akan terbang pelan-pelan sambil bunyi tek tek tek tek ….mencari jalur menuju sarangnya. Walet tua sulit pindah gedung karena sudah mapan. Tapi, biarpun walet tua sudah mapan, perubahan tata ruang  yang mendadak, bisa menimbulkan resiko tinggi. Apalagi  bagi walet muda, yang belum kuat memorinya. Jika koloninya pindah gedung, walet muda akan ikut pindah juga.

Lalu, jika sebuah gedung walet  lubang masuk burungnya salah atau posisi sekat dan letak voidnya keliru, apakah harus dibiarkan, atau dilakukan perubahan? Ya, tentu saja  harus dilakukan perubahan. Tapi perubahan yang dilakukan jangan mendadak.

Lakukan perubahan secara pelan atau bertahap. Istilahnya, “merubah tapi tidak berubah”. Dengan perubahan secara bertahap, walet tidak akan kaget atau bingung. Perubahan yang secara pelan-pelan,  tidak akan membuat kacau memori  atau  ingatan walet. Biarpun tata ruangnya telah berubah, tapi karena dilakukan secara bertahap, sepertinya tidak terjadi perubahan.

Pada kasus gedung walet Pak Mulyana di Kariangau,  beliau ternyata telah merubah tata ruang secara mendadak. Pada ruang tengah, sebelumnya tidak ada sekat, namun mendadak dipasang sekat, sepanjang 3 meter. Tujuannya agar cahaya lebih gelap lagi. Walet yang masuk gedung tentu kaget setengah mati.   Semula, walet sudah merasa nyaman dengan tata ruang yang ada. Namun tiba-tiba terjadi perubahan yang membuat walet harus mengatur kembali memorinya dan harus beradaptasi lagi dengan ruang baru. Perubahan yang mendadak tersebut sama saja memaksa walet untuk cepat beradaptasi lagi. Padahal,  beradaptasi perlu waktu, perlu proses, perlu tahapan. Walet beradaptasi dengan cara pelan, tidak mau dipaksa. Jika dipaksa cepat, akibatnya walet  bisa kabur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini