Kamis, 07 Agustus 2014 | 08:46 WIB
Grafis Terkait
Foto Terkait
Ketika sudah berhasil, baru kelompok tersebut membuat kegiatan, misalnya bedah buku tentang ideologinya. "Selanjutnya meminta jadwal menjadi imam dan khotib salat Jumat," ujar Maryono kepada Tempo, Rabu, 6 Agustus 2014. (Baca: Enam Wilayah Indonesia Waspada Penyebaran ISIS)
Apabila sudah 'menguasai' masjid, pengurus DKM lama bakal diganti dengan kelompoknya, seperti yang terjadi di Masjid Muhammad Ramadhan. "Mereka bisa mengatasnamakan KUIB (Komite Umat Islam Bekasi), Kilafah Ibrahim," kata dia. "Orangnya sama itu-itu juga." (Baca: Pemerintah Blokir 27 Video ISIS di Internet)
Selanjutnya: Mengkafirkan orang lain
Ia mengatakan ciri-ciri khusus dari kelompok itu menolak menjadi makmum salat, jika yang menjadi imam masyarakat di luar kelompoknya. "Karena orang lain dianggap kafir," kata dia. "Mereka juga tidak bergaul dengan masyarakat umum," kata Maryono. (Baca: Empat Langkah Kabupaten Malang Antisipasi ISIS)
Karena itu, dirinya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan deteksi dini setiap pergerakan mereka. Pasalnya, jika ISIS subur dan diterima masyarakat khususnya di Kota Bekasi akan sangat membahayakan generasi muda sebagai penerus bangsa sehingga harus dihentikan. (Baca: Pendukung ISIS Bantah Isu Makar)
"ISIS ini bagaikan virus yang setiap menit mencari sasaran baru untuk menjadi anggotanya," ia menambahkan. Pihaknya bakal mengumpulkan seluruh DKM masjid di Kota Bekasi untuk diberikan arahan. Sehingga, jika ada orang asing yang mencurigakan untuk melakukan kegiatan segera mungkin melapor.
ADI WARSONO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.