Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Selasa, 12 Februari 2013

Ramalan St. Malachy: Pengganti Benediktus XVI jadi Paus Terakhir?

laporan: Teguh Santosa

ST. MALACHY/IST

  

RMOL. Archbishop Armagh di Irlandia Utara, St. Malachy atau Máel Máedóc Ua Morgair pernah meramalkan bahwa pengganti Paus Benediktus XVI akan menjadi Paus terakhir.

Newsmax mengingatkan kembali ramalan St. Malachy itu mengiringi perdebatan mengenai siapa yang akan menggantikan Paus Benediktus XVI yang akan mengundurkan diri akhir Februari ini.

Ramalan St. Malachy yang lahir pada tahun 1094 dan meninggal dunia di Clairvaux, Prancis, pada tahun 1148, cukup populer. Ia meramal 112 Paus yang memimpin Tahta Suci Vatikan, dan beberapa dari yang disebutkannya dalam daftar itu sangat akurat.

Ia menggunakan kalimat singkat dalam bahasa Latin untuk menjelaskan setiap Paus yang akan memimpin umat Katolik dari Vatikan.

Paus pertama dalam daftar St. Malachy adalah Paus Celestine II yang menduduki Tahta Suci Vatikan antara 25 September 1143 hingga 8 Maret 1144.

Sebelum Dewan Kardinal memilih Paus Celestine II, St. Malachy mengatakan bahwa Paus yang akan datang berasal dari sebuah benteng atau castle di Tiber.

Tiber adalah sebuah sungai di Italia yang mengalir dari mataair di pegunungan Tuscan Apennines sepanjang 405 kilometer menuju Laut Tyrrhenian atau Laut Tevere di Ostia, sebuah kota Roma. Tyrrhenian, Tevere dan Tiber merujuk pada hal yang sama.

Pada kenyataannya, Paus Celestine II lahir dengan nama Guido di Castello.

St. Malachy juga meramalkan Paus John Paul I dengan kalimat "dari tengah bulan". Pada kenyataan Paus John Paul I hanya 33 hari menduduki Tahta Suci Vatikan. Ia dipilih Dewan Kardinal sebagai Paus tanggal 26 Agustus 1978, saat bulan baru setengah penuh, dan meninggal dunia tanggal 28 September di tahun yang sama.

Paus dengan nama kelahiran Albino Luciani ini menghembuskan nafas terakhir pada usia yang relatif muda, yakni 65 tahun.

Paus John Paul I digantikan Paus John Paul II yang menurut St. Malachy berasal dari pekerjaan matahari atau Laboris Solis. Frase ini merujuk pada gerhana matahari.

John Paul II lahir pada 16 Oktober 1978 di Polandia dengan nama Karol Józef Wojtyła. Ketika itu gerhana matahari yang hampir total terlihat dari seluruh daratan Eropa. Ketika Paus John Paul II dimakamkan pada 8 April 2005, gerhana matahari dapat dilihat dari Pasifik selatan hingga Eropa.

Bagaimana ramalan St. Malachy untuk Paus Benediktus XVI?

Dalam catatannya, ia menulis Paus yang akan terpilih menggantikan Paus John Paul II sebagai Glory of the Olive atau Keagungan Zaitun.

Menurut Newsmax, sebelum Paus Benediktus terpilih, sementara kalangan memperkirakan seorang pengikut St. Benediktus yang akan terpilih, mengingat bahwa aliran Benediktus yang dikembangkan pada abad ke-6 Masehi sering disebut dengan kata Olivetan yang merujuk pada Bukit Olive pada Kitab Perjanjian Baru.

Pada kenyataannya yang terpilih bukanlah seorang pengikut St. Benediktus. Namun demikian Kardinal Joseph Ratzinger memilih nama Benediktus yang merujuk pada St. Benediktus dari Nursia, pendiri Ordo Benediktus.

Dalam daftar St. Malachy tinggal satu lagi Paus yang belum terpilih. Itulah sebabnya, ada anggapan bahwa Paus yang menggantikan Paus Benediktus XVI akan menjadi Paus terakhir yang memimpin Tahta Suci Vatikan.

Selain itu, St. Malachy juga menulis bahwa Gereja Suci Roma akan dipimpin Peter dari Roma. Paus berikut ini akan memberkati umatnya dan setelah itu kota di tujuh bukit yang merujuk pada Roma akan hancur dan Hakim yang mengerikan akan menghakimi manusia.

Ada yang percaya bahwa kalimat itu meramalkan kehancuran Gereja Suci Roma, atau dunia.

Namun, anggapan itu bisa juga salah.

Anggapan lain mengatakan bahwa daftar yang berisi 112 Paus itu mengindikasikan batas maksimal dari kekuatan atau kemampuan St. Malachy dalam memprediksi para penguasa Tahta Suci Vatikan.

Bisa juga, bila merujuk pada frase Peter dari Roma, ramalan St. Malachy menggambarkan bahwa Paus berikutnya adalah kardinal dari Roma.

Ramalan St. Malachy dipublikasikan pertama kali pada 1595 oleh sejarawan dari aliran Bendiktus.

Menurut catatan tradisional, St. Malachy diundang ke Vatikan oleh Paus Innocent II pada 1139. Selama berada di Vatikan ia berulangkali mendapatkan penampakan mengenai pemimpin-pemimpin Tahta Suci Vatikan yang akan datang. Dia mencatat dengan baik apa-apa yang "ditampakkan" kepada dirinya. Catatan itu terlupakan hingga ditemukan kembali pada 1590.

Tahun lalu, penulis Cris Putnam dan Tom Horn menulis buku "Petrus Romanus: The Final Pope Is Here” yang berisi detil Ramalan St. Malachy.

Dalam buku itu juga disebutkan bahwa Paus Benediktus XVI akan mengundurkan diri karena alasan kesehatan dan mempersiapkan jalan untuk Paus terakhir. [guh]
sumber: http://www.rmol.co/read/2013/02/13/98219/Ramalan-St.-Malachy:-Pengganti-Benediktus-XVI-jadi-Paus-Terakhir-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini