Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Rabu, 26 Desember 2012

Teroris :Buntut Krisis Poso, Komnas HAM Desak Kapolri Pecat Kapolda Sulteng


Senin, 24 Desember 2012 , 17:34:00 WIB
Laporan: Samrut Lellolsima


TIMUR PRADOPO/IST

  
RMOL. Aparat kepolisian Sulawesi Tenggara (Sulteng) tidakprofesionalan dan lalai. Akibatnya, enam anggota Brimob, diserang kelompok tak dikenal, Kamis (20/12). Empat diantaranya tewas.

Kelalaian ini pun dikecam oleh Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Siane Indriani. Bahkan, Siane meminta Kapolri mengambil sikap tegas atas peristiwa tersebut dengan memberhentikan Kapolda Sulteng.

Desakan ini dilakukan sebagai tindak lanjut penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM dalam lima hari terakhir.

"Banyak kejanggalan dalam peristiwa penembakan yang mengakibatkan tewasnya empat anggota Brimob tersebut.
Jadi, Harus dilakukan pengusutan secara tuntas apa penyebab terbunuhnya empat anggota Brimob di Kalora itu, sebab dari penyelidikan kami temukan banyak kejanggalan. Dan yang lebih penting, apapun hasilnya umumkan secara terbuka di media," tegas Siane dalam keterangan pers yang diterima redaksi, hari ini (Senin, 24/12).

Sikap terbuka dan jujur aparat kepolisian Sulteng sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti saat ini, sehingga tidak menjadikan masalah berlarut-larut. Tak kalah penting adalah tidak mengakibatkan trauma mendalam di internal aparat dan masyarakat secara luas.

Siane menambahkan, jika tak mampu melakukan evaluasi atas peristiwa yang terjadi di wilayah yang dipimpinnya, Kapolda Sulteng Brigjend. Gede Parsana sudah selayaknya diberhentikan.

"Jika memang Kapolda Tak mampu melakukan evaluasi, Kapolri sebaiknya segera memberhentikannya," lanjutnya.

Mantan Pemimpin Redaksi Global TV tersebut juga mengatakan, dari hasil penyelidikannya ditemukan fakta enam polisi di Sulteng terbunuh dalam enam bulan terakhir, yang keseluruhannya tidak terungkap penyebab pastinya. Komnas HAM justru menemukan ketidakberesan dalam prosedur kerja yang diterapkan di jajaran kepolisian Sulteng, di antaranya tidak dikenakannya kelengkapaan keamanan oleh aparat dalam tugas lapangan.

Siane yang merupakan Komisioner Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan tersebut juga menekankan pentingnya dilakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP), sehingga ditemukan fakta penyebab terbunuhnya enam anggota Brimob selama ini.

"Coba selidiki proyektil yang bersarang di tubuh korban. Serta jelaskan mengapa mereka sampai melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri," tandas Siane seraya meragukan pernyataan Kapolda Sulteng yang menyebut ke enam anggota Brimob tertembak saat menjalankan tugas patroli.

Selama lima hari melakukan pemantauan dan penyelidikan langsung di Poso dan Palu, Siane mengaku mendapati kondisi yang tak kalah memprihatinkan lainnya. Yaitu rasa takut yang menghinggapi masyarakat atas kelompok sipil bersenjata yang disebut-sebut ada di sekitar mereka. Masyarakat juga mengalami trauma karena beberapa kali terjadi peristiwa salah tangkap terhadap warga.

"Dimana warga harus meminta perlindungan, bila kondisinya seperti ini," pungkasnya. [arp]
sumber:http://polhukam.rmol.co/Senin, 24 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini