“Dalam waktu singkat, kami hampir keluar dari bisnis. Ini sangat buruk. Saya tidak membesar-besarkan. Tidak ada orang yang mau berbicara dengan kami. Beberapa orang masih berbicara dengan kami, terutama orang di dalam pemerintahan. Orang-orang di luar pemerintahan sama sekali tidak mau berbicara dengan kami,” ungkap diplomat senior AS yang tidak ingin disebut namanya. Dia menambahkan, perlu waktu dua hingga lima tahun untuk membangun kepercayaan lagi.
Wikileaks merilis 251.287 kawat diplomatik kedutaan AS dari seluruh dunia, Minggu (28/11). Data-data ini akan dirilis secara bertahap, sehingga memerlukan beberapa bulan ke depan. Data-data ini berisi semua hal, seperti pandangan AS terhadap Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang disebut Robin-nya Perdana Menteri Vladimir Putin yang diumpamakan Batman. Selain itu, ada juga sebutan Kuba dan Venezuela sebagai ‘Axis of Mischief’ (Poros Kenakalan).
Wikileaks memberikan akses khusus atas data-data ini ke sejumlah media besar yang segera mempublikasi data yang sudah dibuka. Dengan kehadiran media, data-data rahasia itu pun segera tersebar ke publik.
Pejabat AS menyatakan, sekitar 1.100 kawat telah diposting online media dan Wikileaks, Jumat (3/12) malam. Jumlah ini masih sedikit dibanding lebih dari 250 ribu lainnya yang juga akan muncul.
Bekas Menteri Luar Negeri AS Lawrence Eagleburger tidak yakin para diplomat AS akan disisihkan dalam pergaulan internasional. “Kita masih cukup besar dan cukup penting sehingga orang-orang itu tidak akan bisa menghindari pembicaraan dengan kita,” cetus Eagleburger.
Di antara kawat komunikasi memalukan yang sudah terungkap, China memerintahkan penyusupan ke sistem komputer Google di Negeri Tirai Bambu ini sebagai bagian dari upaya sabotase terhadap komputer pemerintah AS dan negara-negara Barat. [RM]
Sumber :rakyatmerdeka.co.id. Senin, 06 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.