Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Senin, 06 Januari 2014

Terosisme : Hadapi Teroris Tidak Sama dengan Penjahat Biasa

Sabtu, 4 Januari 2014 20:05 WIB
Hadapi Teroris Tidak Sama dengan Penjahat Biasa
TRIBUNNEWS.COM/Bian Harnansa
OPERASI RUMAH PINK - Sejumlah petugas bersiaga disekitar lokasi penggerebekan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (1/1/2014). Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menembak mati enam orang terduga teroris saat penggerebekan di tempat tersebut. (TRIBUNNEWS.COM/Bian Harnansa) 
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), M Nasser menilai dalam menghadapi teroris tidak dapat disamakan dengan menghadapi penjahat biasa. Menurutnya ada beberapa alasan yang menjadi perbedaan dalam penangganan teroris.
"Alasan pertama adalah teroris biasa dilengkapi senjata dan juga mereka telah terlatih," kata M Nasser di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (4/1/2014).
Nasser menuturkan, para teroris mengusung sebuah ideologi dalam melakukan kejahatan. Ideologi tersebut adalah bahwa mereka melakukan kejahatan atas dasar jihad dimana surga diyakini telah menunggu para teroris tersebut.
"Ada anggapan yang mereka yakini semakin banyak yang dibunuhnya, makin banyak bidadari yang akan didapatkan," tuturnya.
Nasser mengatakan, aparat kepolisian harus ekstra keras dalam menanggani teroris. Tindakan dalam pemberantasannya harus berbeda dengan penjahat biasa.
"Polisi harus ekstra keras menghadapi kejahatan yang dilakukan teroris," ucapnya.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Willy Widianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini