Kamis, 11 November 2010 , 17:45:00 WIB
Laporan: Zainal A. Ishaq
Satu- persatu pasien lainnya yang juga tengah menjalani perawatan di rumah sakit swasta ini terpaksa keluar meninggalkan rumah sakit. Karena baru saja menjalani perawatan di RS. Griya Husada Bhakti ini, seorang anak yang mengalami patah tulang lengan, terpaksa harus dibopong keluarganya keluar dalam kondisi masih diinfus dan hampir seluruh lengan terlilit perban. Sejumlah pasien dan keluarga hanya bisa kecewa dan bingung dengan ulah pihak manajemen RS Griya Husada Bhakti yang secara tiba�"tiba memerintahkan mereka untuk segera mengosongkan ruang perawatan.
Penderitaan pasien semakin bertambah, karena saat meninggalkan rumah sakit, mereka harus dievakuasi oleh keluarganya dengan menggunakan ojek atau taksi. Sebab, tak satupun ambulans yang disiapkan oleh pihak manajemen RS untuk para pasien yang diusir ini.
“Saya ini baru dioperasi tadi malam, saya masih lemas. Tiba-tiba kami disuruh keluar dari rumah sakit. Saya tidak tahu apa sebabnya. Kalau begini lebih baik saya pulang berobat di rumah saja”, keluh seorang pasien, Nani Suryani.
Rumah Sakit Swasta Griya Husada Bhakti diketahui tidak lagi memiliki perpanjangan izin operasi sejak Januari 2010. Anehnya, selama proses pengurusan izin, rumah sakit ini tetap menerima pasien. Karena terus mendapat sorotan dari berbagai pihak. Hari ini tiba-tiba saja pihak manajemen rumah sakit memerintahkan para pasien untuk keluar dari rumah sakit.
Ironisnya, antara pihak manajemen Rumah Sakit Griya Husada Bhakti, Dinas Kesehatan Kota Kendari dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara saling lempar tanggung jawab atas peristiwa ini. [wid]
sumber : rakyatmerdeka.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.