Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Sabtu, 11 Desember 2010

Terorisme


Diduga Teroris
"Abu Tholut" Itu Dikenal sebagai Om Yon
Jumat, 10 Desember 2010 | 16:40 WIB
Foto Abu Tholut alias Mustofa.                                                         Persda Network/ Bian Harnansa
KUDUS, KOMPAS.com — Seorang pria yang diduga Abu Tholut alias Imron, yang ditangkap anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Jumat (10/12/2010) pagi, diketahui oleh warga sudah lama menghilang dari rumahnya sejak merebaknya kasus terorisme belakangan ini.
Keterangan yang dikumpulkan dari lokasi penangkapan Abu Tholut di Desa Bae, Kudus, Jawa Tengah, Jumat, menyebutkan, Abu ditangkap kurang dari 24 jam setelah pulang mengunjungi keluarganya di Desa Bae.
Orang yang diduga Abu Tholut itu baru pulang ke rumah pada Kamis (9/12/2010) malam dan paginya langsung diciduk aparat Densus 88.
Ibrahim, warga setempat, mengungkapkan, orang yang diduga Abu Tholut itu memang lama tidak kelihatan, tepatnya sejak kasus terorisme mencuat kembali bersamaan dengan kasus perampokan di Bank CIMB Niaga Medan beberapa bulan lalu.
Sebetulnya, kata dia, Abu Tholut alias Imron atau biasa disebut warga dengan sebutan Om Yon itu tinggal di Kudus bersama istri di rumah mertuanya sejak tahun 2002 hingga 2004.
Selanjutnya, kata dia, Abu Tholut membangun rumah sendiri di samping rumah mertuanya pada 2005. "Hanya, sejak setahun terakhir, tidak kelihatan lagi bersamaan isu teroris yang kembali mencuat," ujarnya.
Ia mengakui, sosok yang diduga Abu Tholut tersebut cukup akrab dengan warga mengingat setiap diundang menghadiri pertemuan warga desa selalu menyempatkan diri. "Warga sudah menduga dia merupakan buruan polisi, tetapi warga sekitar tidak bisa berbuat apa-apa karena setahun terakhir dia tidak pernah kelihatan," ujarnya.
Keraguan warga akhirnya terjawab setelah orang yang diduga itu ditangkap anggota Densus 88, Jumat sekitar pukul 08.00 WIB. Ia mengatakan, jumlah petugas yang melakukan penangkapan cukup banyak karena ada yang mengendarai enam sepeda motor dan dua mobil.
"Saya juga sempat mendengar suara tembakan berulang kali saat proses penangkapannya," ujarnya.
Pernyataan senada diungkapkan warga lain, Rohman. Ia mengaku mendengar suara tembakan sebanyak lima kali lebih. "Tetapi, saya tidak berani memastikan dia ditembak atau tidak meskipun dari cara berjalannya terlihat sedikit pincang," ujarnya.
Sejumlah warga yang berupaya mendekat, katanya, dilarang petugas dan diminta menjauhi lokasi rumah yang diduga Abu Tholut tersebut.
ANT
Sumber : Kompas.com.  Sabtu, 11 Desember 2010
Editor: Marcus Suprihadi
Berita terkait:

Polri: Berkas Ba'asyir Dinyatakan Lengkap
Sabtu, 11 Desember 2010 | 08:54 WIB
 
Abu Bakar Baasyir
JAKARTA, KOMPAS.com — Mabes Polri menyatakan berkas perkara kasus terorisme dengan tersangka Abu Bakar Ba'asyir telah lengkap oleh jaksa atau P.21. Rencananya, pada Senin (13/12/2010) Polri akan menyerahkan Ba'asyir berikut barang bukti ke kejaksaan.
"Disampaikan bahwa berkas atas nama tersangka Abu Bakar Ba'asyir tadi sore, tanggal 10 Desember 2010, kurang lebih pukul 15.00 WIB, dinyatakan lengkap oleh jaksa/PU (sudah P21)," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan kepada wartawan, Jumat (10/12/2010) malam.
Menurut Iskandar, pada Senin pihaknya akan melakukan penyerahan tahap kedua kepada kejaksaan, tetapi setelahnya Abu Bakar Ba'asyir akan kembali ditahan di Rumah Tahanan Mabes Polri.
"Ba'asyir akan kembali ditahan atau dititipkan oleh jaksa ke Rutan Mabes Polri yang merupakan Rutan Cabang Salemba, sambil menunggu proses selanjutnya," papar Iskandar.
Sebelumnya, Mabes Polri menyatakan akan memperpanjang masa penahanan pemimpin utama Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) itu. Hal itu karena hingga masa penahanan selama 120 hari yang akan berakhir pada Senin (13/12/2010) berkas perkara Ba'asyir masih belum lengkap.
Penulis: Natalia Ririh   |   Editor: Asep Candra
sumber :kompas.com, sabtu 11 desember 2010.



Abu Tholut Belum Sampai Jakarta
Sabtu, 11 Desember 2010 | 13:50 WIB

TRIBUN NEWS/BIAN HARNANSA
Mantan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri memperlihatkan foto Abu Tholut alias Mustofa sebagai otak gerakan teror di Medan yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), saat memberi keterangan mengenai 16 orang yang ditangkap, tiga tewas dari anggota yang diduga teroris kelompok Medan, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/9/2010). Kapolri menyatakan telah berkoordinasi dengan pasukan elit TNI dalam upaya memberantas terorisme.
Sumber : kompas.com, Sabtu, 11 Desember 2010


berita terkait :

Abu Tholut Dibekuk
Sabtu, 11 Desember 2010 | 04:54 WIB
KUDUS, KOMPAS - Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia membekuk Abu Tholut alias Musthofa alias Mohammad Imron Baihaqi, tersangka kasus terorisme, di Dukuh Pondok, Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/12) pukul 08.00-08.30.
Dalam penangkapan itu, polisi mengamankan senjata api jenis FN 46 dan delapan butir peluru.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Jakarta menjelaskan, tersangka Abu Tholut patut diduga terlibat dalam aksi terorisme, seperti pelatihan militer di Aceh dan perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, Sumatera Utara, 18 Agustus 2010.
Anggota Densus 88 yang tidak mengenakan seragam khusus menyergap Abu Tholut saat berada di rumah bersama istrinya, Fatmawati yang kerap dipanggil Fat, dan anak ketujuhnya, Saat Abdul Qoyu (8 bulan). Tim anggota Densus 88 menggunakan 3 mobil dan 7 sepeda motor.
Sudarmi (50), tetangga Abu Tholut, mengatakan, sebelum menangkap tersangka teroris itu, polisi mengamankan dan tidak memperbolehkan warga mendekati rumah Abu Tholut. Selang beberapa menit kemudian, terdengar suara tembakan dua hingga tiga kali.
Polisi yang tidak mengenakan seragam dan membawa senjata itu membawa Abu Tholut—yang biasa dipanggil Om Yon oleh warga Dukuh Pondok—dengan diborgol tangan dan kaki serta matanya ditutup kain putih. Dengan berjalan tertatih-tatih, dia dimasukkan ke mobil Kijang berwarna hitam. ”Waktu itu dia mengenakan kaus oblong berwarna putih dan celana panjang warna krem,” kata Sudarmi.
Ketua RT 4 RW 3 Suwarto (48), yang rumahnya berjarak sekitar 15 meter dari rumah Abu Tholut, mengemukakan, Abu Tholut tinggal di Dukuh Pondok sudah tiga tahun, tetapi jarang berada di rumah. Selama ini warga tidak mengetahui bahwa ia termasuk salah satu anggota teroris yang diburu polisi karena ciri-cirinya berbeda.
Di Sukoharjo, Jawa Tengah, juru bicara Jamaah Ansharut Tauhid, Abdurrahim Ba’asyir, mengatakan, ”Beliau (Abu Tholut) pernah sama-sama dengan Ustaz Abu (Abu Bakar Ba’asyir) di (Rumah Tahanan) Cipinang dan setelah bebas juga masih berhubungan sampai terakhir pada 2009 akhir.”
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Djihartono mengatakan, setelah ditangkap, Abu Tholut segera dibawa ke Jakarta.(hen/eki/den/mdn/fer)
sumber : Kompas.com. Sabtu, 11 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini