Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Jumat, 15 Juli 2011

Bom di Pondok Pesantren

Bom di Pondok Pesantren
JAT Bicara soal Ponpes Umar Bin Khattab
Heru Margianto | Jumat, 15 Juli 2011 | 14:35 WIB
Dibaca: 2016
Share:
JAKARTA, KOMPAS.com —- Organisasi Jamaah Anshorut Tauhid menyesalkan nama organisasinya dikaitkan dengan peristiwa ledakan bom di areal Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, di Desa Senolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (11/7/2011).
Juru bicara Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Sonhadi, seperti dilansir Tribunnews, Jumat (15/7/2011), menyatakan, ini kesekian kalinya organisasi pimpinan Abu Bakar Ba'asyir itu selalu dikaitkan dengan aksi terorisme.
"Kita sayangkan pernyataan kepolisian dengan menggunakan asumsi-asumsi anggota JAT berada di balik peristiwa tersebut. Tidak ada relevansinya antara tewasnya Ustadz Firdaus dan JAT," ujarnya.
Ledakan di Ponpes Umar Bin Khattab menewaskan bendahara ponpes, Firdaus. Saat melakukan penggeledahan di ponpes tersebut, polisi menemukan satu peti Al Quran, satu rompi seragam dan kaos laskar JAT, puluhan VCD bertema jihad, VCD deklarasi JAT di Bekasi, beberapa barang untuk merakit bom, solder, dan korek api.
Sejumlah barang temuan lain yang disita dari lokasi di antaranya 9 bom molotov yang dirakit dalam botol, 30 anak panah, 1 senapan angin rakitan, sebilah pedang, sebilah golok, printer, dan telepon genggam.
Menurut Sohadi, temuan sejumlah barang bukti terkait JAT tidak serta-merta harus diartikan ponpes itu adalah bagian dari JAT. Soal VCD deklarasi JAT Bekasi yang ditemukan di dalam pondok, misalnya, menurutnya VCD tersebut dapat dimiliki siapa saja yang membeli majalah JAT. "Jadi VCD itu memang bonus," katanya.
Selanjutnya, Sonhadi belum dapat mengonfirmasi apakah pimpinan ponpes tersebut yakni Ustadz Abrory dan Ustadz Firdaus merupakan anggota JAT atau bukan. "Kita masih menunggu konfirmasi dari perwakilan JAT Bima apakah mereka adalah anggota kami atau tidak," katanya.
Ia juga belum mendapatkan informasi apakah Amir JAT Abu Bakar Ba'asyir pernah mengunjung pesantren tersebut atau tidak. "Ustad Ba'asyir pernah ke Bima, tetapi kami tidak tahu apakah Ustadz (Ba'asyir)  pernah mengunjung pesantren itu," ujarnya.
sumber :kompas.com/16 Juli 2011
http://nasional.kompas.com/read/2011/07/15/14355164/JAT.Bicara.soal.Ponpes.Umar.Bin.Khattab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini