Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Jumat, 12 November 2010

Teroris Tranfer Uang Masih Pakai Cara Tradisional

PENCUCIAN UANG
Jenderal Gories: Teroris Tranfer Uang Masih Pakai Cara Tradisional
Rabu, 10 November 2010 , 15:34:00 WIB
Laporan: Wahyu Sabda Kuncahyo

GORIES MERE/IST
  

RMOL. Kepolisian tidak bisa memanfaatkan UU 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) untuk melacak aliran dana untuk tindak pidana terorisme.

Pasalnya, teroris masih menggunakan cara-cara tradisional, tidak menggunakan bank untuk mentransfer uang.

"Secara transeferring acount number atau secara banking belum terlihat. Mereka masih menggunakan hawala banking alias kurir. Itu masih tradisional. Itu yang diterapkan sekarang," ujar Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Gories Mere.


Komjen Gories Mere usai seminar Nasional Rezim Anti Pencucian Uang di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat (Rabu, 10/11) mengatakan itu kepada wartawan.

Gories Mere mencontohkan dengan kasus pengeboman Hotel JW Mariot pada tahun 2003. Dia mengatakan, sebelumnya, Hambali mengirim uang dari perbatasan Pakistan. Kemudian, seseorang dari Malaysia menjumpai Hambali untuk mengambil uang tersebut.

Setelah itu, orang Malaysia itu mengantarkan uang tersebut ke Dumai, Riau. Utusan Nurdin telah menunggu di Dumai. Lantas utusan Nurdin itu ke Jakarta setelah sebelumnya melewati Lampung. Di Jakarta uang itu lalu digunakan untuk mendanai pengeboman Hotel JW Marriot.

"Uangnya dari Hambali yang didapat dari operasi Al-qaida. Kalau melalui bank bisa dilihat. Tetap Al-qaida pakai kurir. Untuk menghindari pelacakan bank atau perbankan formal," demikian Gories. [zul]
sumber :rakyatmerdeka.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini