Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Jumat, 24 Juni 2011

Mencari Berkah di Negeri Para Nabi

Mencari Berkah di Negeri Para Nabi

Penulis : Widjil Purnomo   

(foto:dok/hrw)
Arab Saudi dan negara-negara Timur  Tengah lainnya seolah menjadi magnet  bagi  sebagian warga Karawang, Jawa Barat. Lebih dari 90 persen tenaga kerja migran dari daerah ini memilih negara-negara tersebut karena persoalan kebatinan yang mereka yakini. Sisanya memilih bekerja di Taiwan, Hong Kong, Korea, Jepang, dan Malaysia atau Singapura.
“Negeri Para Nabi”, itulah semangat yang mereka kedepankan untuk memilih tempat bekerjanya di Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah itu. Di negeri itu, mereka berharap pekerjaan yang dilakukannya mendapat keberkahan dunia dan akhirat. Itulah sebabnya, kekejian yang mereka dapatkan ketika bekerja di negeri itu dianggapnya sebagai ujian dalam memperoleh  keberkahan.
Para sponsor (sebutan untuk “makelar” TKI-red) tampaknya paham dengan suasana batin yang dialami sebagaian warga yang rata-rata tidak tamat sekolah dasar itu. Dalam setiap perburuan TKW, mereka menerapkan strategi itu agar para perempuan miskin di desa-desa tertarik bekerja di negara-negara Timur Tengah. Mereka seolah berkampanye bahwa Arab membawa keberkahan.
“Arab itu kan tempat lahirnya Nabi Muhammad  yang selalu dihormati umat Islam. Oleh karena itu kerja di Arab akan memperoleh keberkahan. Uang dapat, surga juga dapat,” begitu alasan yang dikemukakan salah satu sponsor yang enggan menyebutkan identitasnya dalam perbincangannya dengan SH, beberapa waktu lalu. Ia menambahkan, beberapa nabi lainnya juga lahir di tanah Arab.

Di wilayah-wilayah miskin, para sponsor sangat getol memburu para perempuan untuk dijadikan TKW. Mereka tak pandang bulu dalam mencari buruannya. Ada yang masih kanak-kanak, gadis, janda, ataupun yang masih memiliki suami.
Anak-anak yang seharusnya tidak bisa dikirim menjadi TKW tiba-tiba bisa disulap sedemikian rupa sehingga bisa memiliki KTP dengan usia sesuai yang dipersyaratkan. Bahkan, istri yang tak memperoleh izin berangkat dari suaminya, tiba-tiba sudah terbang ke Arab Saudi.
Beberapa kasus hukum terkait pengiriman TKW dari Karawang sering kali ditemukan. Mulai dari pemalsuan umur yang tertera dalam KTP, pemalsuan KTP dan perizinan seolah tak pernah berhenti.   Pengadilan Negeri Karawang baru-baru ini memvonis 1,5 tahun penjara untuk salah seorang sponsor yang terbukti memalsukan dokumen keberangkatan TKW seperti ini.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang mencatat, terdapat 180 PJTKI dengan masing-masing memiliki sponsor di setiap desa di daerahnya. Dengan jumlah sponsor sebanyak itu, bisa dibayangkan bagaimana persaingan mereka untuk mendapatkan perempuan yang bisa ditarik menjadi TKW.

Untuk setiap perempuan yang bisa dibujuk menjadi TKW, sponsor mendapat insentif Rp 1,5–2 juta dari PJTKI yang memberangkatkannya. Persaingan perburuan perempuan di desa-desa ini memang sering menjadi masalah jika di kemudian hari ada TKW yang disiksa majikannya atau meninggal dunia.
Kasus pemalsuan dokumen atau keberangkatan tanpa izin Disnakertrans sering membuat aparat Disnakertrans setempat kalang kabut untuk mengurus hak-hak TKW yang disiksa atau meninggal dunia. Arsip mengenai data TKW yang bersangkutan tak terdata di instansi itu.
Tanpa Keterampilan
Sesuai ketentuan, setiap TKW resmi harus dibekali keterampilan dan cara-cara berkomunikasi dengan majikan di negara-negara Arab. Namun, adanya persaingan antarsponsor dan kegetolan PJTKI untuk mengirim TKW sebanyak-banyaknya, membuat semua persyaratan sering diabaikan.  
Siti Amuni (31) adalah contoh konkret dari persoalan itu. Warga Karawang Timur yang pulang ke desanya dengan penuh luka di sekujur tubuhnya itu adalah korban ketidakprofesionalan dalam pengirimannya ke Arab Saudi. Ia sering disiksa karena komunikasi dengan majikan tak lancar.
“Kadang salah, kadang benar. Tiga bulan pertama saya suka salah sehingga sering disiksa. Tapi ketika saya sudah mulai bisa bahasa Arab, meski hanya sedikit, ternyata siksaan itu juga tak berhenti. Siksaan sudah menjadi kebiasaan karena saya dianggap tak pernah melawan,” ujarnya.
Kalau sudah begini, PJTKI yang memberangkatkannya tak mau tahu. Perusahaan tak pernah mengecek kondisi TKW yang ditempatkan di majikan-majikan Arab ini. Upaya Siti untuk menghubungi orang yang dikenal atau terdekat pun bukan persoalan mudah. Semua dokumen, catatan pribadi, apalagi handphone dikuasai majikan. Ia menggambarkan dirinya hidup tanpa harapan.
“Saya pernah punya nomor telepon saudara di Indonesia dan PJTKI, tetapi bukunya disobek-sobek majikan. Bagaimana bisa punya handphone, berdiri dekat telepon yang ada di rumah majikan saja juga tidak boleh. Selama 27 bulan saya tak bisa menghubungi saudara-saudara di Indonesia,” ujarnya berkisah.
Disnakertrans Karawang sejak Mei lalu telah memperbaiki cara pendaftaran calon TKW di daerahnya, yakni dengan dibukanya sistem daring. Namun sistem ini dinilai lebih mengedepankan perbaikan administrasinya ketimbang aksi pencegahan pemberangkatan TKW secara diam-diam oleh para sponsor.
Dengan sistem daring ini, data keberangkatan dan pemulangan TKW dapat dimonitor oleh Disnakertrans, tetapi tak bisa sepenuhnya menyurutkan praktik pemberangkatan TKW tanpa izin Disnaker Karawang.
Dalam percakapannya dengan SH, Kepala Disnakertrans Kabupaten Karawang Banuara Nadeak mengakui tugas pencegahan pengiriman TKW yang tidak memiliki dokumen asli bukan hanya tanggung jawab instansinya, tetapi juga instansi terkait lainnya.
Disnakertrans hanya berkewajiban memberikan rekomendasi keberangkatan TKW setelah lolos verifikasi dokumen  serta wawancara. Disnakertrans juga  memberi pelatihan kepada calon TKW sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
Warga Miskin
Kabupaten Karawang adalah salah satu pengirim tenaga kerja Indonesia (TKI) terbesar di Jawa Barat. Menurut data Disnakertrans setempat, sekitar 13.000 TKI yang hampir semuanya perempuan bekerja di negara-negara Timur Tengah.
Namun, data lain menyebutkan, ada sekitar 40.000 TKI dari daerah lumbung beras ini menjadi PRT di negara-negara tersebut. Data-data tersebut tidak termasuk TKI yang bekerja di Taiwan, Korea, Hong Kong, Jepang, Malaysia, maupun Singapura.
Besarnya minat warga Karawang menjadi TKW di Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah ini disebabkan tidak disyaratkannya kepemilikan ijazah. Sampai 2006, lebih dari 117.000 TKI yang umumnya perempuan adalah buta huruf. Mereka tidak memiliki kesempatan menjadi buruh di perusahaan yang tumbuh pesat di sekitarnya.
Dengan begitu, menjadi TKW di negara-negara Arab adalah satu-satunya harapan mereka untuk memperbaiki  kondisi ekonominya. Bagi yang memiliki ijazah formal, mereka lebih memilih bekerja di Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea, dan lainnya.
Setiap tahun tak kurang dari Rp 600 miliar uang hasil kerja TKI ini mengalir ke daerah yang memiliki APBD Rp 1,3 triliun setahun ini. Tak heran jika rumah-rumah TKW yang semula reyot berubah menjadi bangunan yang cukup megah.
Bahkan sejumlah ruas jalan, masjid, dan sekolahan dibangun secara swadaya tanpa mengurangi keuangan APBD. Di wilayah utama pengirim TKI ini kini muncul sentra ekonomi yang terus berdenyut dan memberikan efek peluang kerja bagi masyarakat sekitar. 
sumber:sinarharapan.co.id /Jumat, 24 Juni 2011
http://www.sinarharapan.co.id/content/read/mencari-berkah-di-negeri-para-nabi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini