Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Rabu, 09 Mei 2012

Premanisme :Massa Ormas di Solo Ngamuk, Aparat Tak Berdaya

M Wismabrata | Tri Wahono | Jumat, 4 Mei 2012 | 18:35 WIB

Dibaca: 31461

|
Share:
KOMPAS.com/M Wismabrata Massa ormas bergerak menuju Jalan RE Martadinata, Solo, sebelum terlibat bentrok dengan warga, Jumat (4/5/2012) siang tadi.


SOLO, KOMPAS.com — Aparat kepolisian di Kota Solo kembali disibukkan dengan aksi tawuran antara warga dan organisasi massa.
Pada Jumat (4/5/2012) siang tadi, ratusan anggota ormas kembali melakukan penyisiran di Kampung Gandekan, Jebres, Kota Solo.
Dengan jumlah yang lebih banyak dari hari kemarin, sebagian besar orang membawa pedang, pentungan, serta ketapel. Massa menyisir Jalan RE Martadinata menuju ke arah barat.
Dengan mengenakan pita warna putih di lengan, massa pun terlibat bentrok dengan warga yang berada di gang kampung.
Aksi massa yang menghunus pedang membuat ratusan anggota kepolisian yang berjaga dibuat tidak berdaya.
Bahkan, tawuran berujung jatuhnya dua korban luka bacok, Haris dan Ngatiman. Naas bagi Ngatiman, saat akan menutup bengkel tambal bannya, massa keburu datang dan menganiayanya dengan senjata tajam.
Aparat bersenjata lengkap tampak tidak berdaya menghentikan aksi penyisiran (sweeping) tersebut.
Beberapa warga, terutama para pedagang, yang berada di sepanjang Jalan RE Martadinata mengeluhkan aksi penyisiran yang berlarut-larut tanpa ada tindakan berarti dari aparat.
Seorang pemilik toko kelontong, yang enggan menyebutkan namanya, harus tutup lebih awal selama dua hari karena aksi tawuran.
"Ya, Mas, kami khawatir kalau terjadi apa-apa, makanya kami inisiatif sendiri menutup toko lebih awal," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini Kapolresta Solo Komisaris Besar Asdjim'ain hingga saat ini belum memberikan keterangan apa pun kepada media perihal kondisi Kota Solo terkait dengan aksi tawuran tersebut.sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini