Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 12 Januari 2012

'Rampok APBN', Nazaruddin Persoalkan Uang Kongres Partai Demokrat!

JAKARTA, RIMANEWS -
Tersangka suap pembangunan wisma atlet SEA Games Palembang, Muhammad Nazaruddin, mengaku dicecar oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait aliran dana yang mengalir ke kongres Partai Demokrat di Bandung beberapa waktu.
"Ditanya juga posisi biaya kongres darimana saja," kata Nazaruddin usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin 19 September 2011.
Nazaruddin pun mengaku menjelaskan aliran uang itu kepada penyidik KPK. "Saya bilang kalau bulan Januari 2010 sampai Mei itu semua yang kelola namanya Eva," kata dia.
"Tapi pada hari H, bulan Mei itu, uangnya kan untuk dibawa ke Bandung, saya bilang ke Anas [Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat], serahkan saja ke Eva. Tapi Anas mengarahkan supaya uang itu dipegang oleh Yulianis [mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group]."
Menurut Nazaruddin, dia juga membeberkan sumber dana itu darimana saja. "Sumbernya dari proyek Hambalang yang diserahkan oleh pengusaha yang namanya Mahfud langsung ke Yulianis," kata dia.
Selain itu, kata dia, dari proyek e-KTP senilai Rp40 miliar yang langsung diserahkan oleh Andi, salah satu pengusaha dalam proyek e-KTP, kepada Yulianis.
Kemudian dari proyek BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diserahkan oleh pengusaha langsung ke Yulianis. Ada juga, kata Nazaruddin, yang berasal dari proyek PLN, yaitu pembangunan pembangkit listrik di Riau yang dimenangkan oleh PT Rekin. "Dan pembangkit di Kaltim yang waktu itu diserahlan oleh Mahfud juga uangnya lewat PT Adhi Karya. Waktu itu, uangnya yang menyerahkan ke Yulianis adalah Bu Willa. Itulah yang saya jelaskan."
Menurut bekas Bendahara Partai Demokrat tersebut, dirinya lebih banyak ditanya tentang keterlibatan Anas dalam berbagai dugaan korupsi proyek pemerintah itu. Penyidik, kata dia, juga bertanya kepada dirinya terkait suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games. "Tapi tidak dimasukkan ke BAP," kata dia.
Penjelasan lain, kata Nazaruddin, adalah soal Angelina Sondakh, anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Demokrat, "Waktu itu di ruangan Ketua Fraksi Demokrat, dijelaskan ada uang Rp9 miliar sampai ke I Wayan Koster dan Angelina."
Setelah itu, lanjut Nazaruddin, dari Wayan Koster dan Angelina senilai Rp8 miliar diserahkan ke Mirwan Amir. Uang dari Mirwan Amir diserahkan ke Banggar yang lain dan diserahkan kepada Anas dan Ketua Fraksi Demokrat Rp1 Miliar."[ian/mi]
Sumber:rimanews.com/read/20110920/41499/rampok-apbn-nazaruddin-persoalkan-uang-kongres-partai-demokrat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini