Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Kamis, 19 Januari 2012

Sistem Pendidikan Polri Lebih Buruk dari Sistem Pendidikan Salon Kecantikan!

Rabu, 18 Januari 2012 , 09:07:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi


ILUSTRASI/IST

  

RMOL. Benturan antara polisi lapisan bawah dengan masyarakat semakin mengkhawatirkan. Salah satu buktinya, baru 15 hari tahun 2012, sudah ada empat warga yang ditembak polisi. Sementara sepanjang tahun 2011 ada 98 orang yang ditembak polisi, dan 18 orang di antaranya tewas.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, aksi arogan dan represif polisi ini tidak terlepas dari buruknya sistem rekrutmen dan pendidikan dasar polisi di negeri ini. Kader-kader polisi hanya dididik tiga bulan di Sekolah Polisi Negara (SPN). Padahal pendidikan dasar TNI saja enam bulan.

"Begitu juga kursus salon kecantikan saja minimal enam bulan. Artinya, sistem pendidikan Polri lebih buruk dari sistem pendidikan salon kecantikan," kata Neta kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 18/1).

Sistem Pendidikan di SPN, lanjut Neta, sangat memprihatinkan dan hanya melahirkan kader-kader polisi yang tidak siap menjadi polisi dengan kadar intelektual yang sangat rendah. Akibatnya, polisi-polisi tersebut cenderung berkompensasi dengan sikap arogan dan represif saat berhadapan dengan masyarakat, karena menilai masyarakat sebagai musuh.

Karena itu, masih kata Neta, IPW berharap Mabes Polri dan Lemdiklat Polri membenahi sistem pendidikan kepolisian dengan cara menerapkan tiga hal. Yaitu, menerapkan pendidikan gratis di Polri tanpa suap dan pungli, menerapkan pendidikn berkompetensi dan menerapkan sertifikasi untuk penyidik. [ysa]


sumber : http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/01/18/52315/Sistem-Pendidikan-Polri-Lebih-Buruk-dari-Sistem-Pendidikan-Salon-Kecantikan!-







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini