Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Rabu, 27 April 2011

Jokaw Disiapkan Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri

Seorang anggota polisi menggunakan pakaian penjinak bom berjalan di sekitar tempat penemuan beberapa bahan peledak, di dekat sebuah gereja di Serpong, Banten. AP
TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Marbes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengungkapkan bahwa Jokaw, tersangka kasus bom buku dan bom Serpong, disiapkan menjadi pelaku bom bunuh diri berikutnya. Namun , lokasi dan waktu pengeboman belum ditentukan. "Menurut rencana, bom bunuh diri akan dilakukan menggunakan tas ransel," kata Boy Rafli di kantornya, Selasa (26/4) kemarin.

Boy menjelaskan, berdasarkan hasil penyidikan sementara, para pelaku menyiapkan aksi lain setelah pengiriman bom buku dan upaya peledakan bom seberat 150 kilogram di dekat pipa gas di Serpong. Jokaw, warga Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, mengaku rela menjadi pelaku bom bunuh diri. Di kalangan gerakan teroris, pelaku bom bunuh diri disebut "pengantin".

Jokaw diringkus pada Kamis subuh pekan lalu bersama Pepi Fernando, 32 tahun, dan Fadli di kawasan Merduati, Banda Aceh. Ketiganya, bersama 18 orang lainnya, diperiksa terkait dengan aksi pengiriman bom buku beberapa waktu lalu. Dari pemeriksaan terhadap 21 orang itu terungkaplah rencana pengeboman di Serpong. Polisi sudah menetapkan 12 di antaranya sebagai tersangka, termasuk Jokaw, Pepi, dan Fadli.

Ketiga tersangka itu lulusan Universitas Islam Negeri Jakarta. Pepi, yang diduga sebagai pemimpin kelompok, dan Jokaw adalah bekas mahasiswa Fakultas Tarbiyah tapi berbeda angkatan. Pepi angkatan 1997 dan lulus pada 2001.

Menurut seorang teman kuliah Pepi yang menolak dikutip namanya, Pepi dekat dengan Fadli. Pepi pernah pergi ke Aceh untuk menolong keluarga Fadli yang menjadi korban tsunami pada Desember 2004.

Kepala Kepolisian Daerah Aceh Inspektur Jenderal Iskandar Hasan memastikan Fadli bukan teroris. Tapi, "Dia akan dijerat dengan tuduhan menyembunyikan tersangka," ujarnya, Jumat pekan lalu. Fadli juga dikatakan tak terlibat latihan teroris di Pegunungan Jalin Jantho.

Meski demikian, menurut Boy, dari 12 tersangka, hanya Fadli, Jokaw, Pepi, dan Firman yang mahir merakit bom. Teknik pembuatan bom mereka pelajari secara otodidaktik lewat buku dan Internet. "Mereka semua bergelar sarjana dari kampus yang sama, Universitas Islam Negeri Jakarta."

Kemarin sore, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menggelandang Pepi ke seberang gedung Asabri di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, untuk mengambil bom. Gedung Asabri terletak di sebelah Markas Kodam Jaya. Bom itu diakui Pepi ia letakkan di dekat pintu tol UKI. "Ternyata nihil," kata Boy.

Boy menerangkan, kepada penyidik, Pepi mengatakan menaruh bom berdaya ledak rendah pada Agustus 2010. Tujuannya untuk melukai masyarakat yang lewat di situ. Tapi ternyata bom tak meledak. Menurut sumber Tempo, Densus 88 juga membawa Sofyan alias Firman untuk menunjukkan lokasi bom.

Sebelumnya, sekitar pukul 10.00 WIB, Pepi dan Sofyan digiring ke pintu air Pusat Grosir Cililitan. Di sana polisi menyita sebuah benda di dalam plastik hitam yang terletak tak jauh dari jalur pipa gas. Seorang pedagang asongan di sana mengatakan benda tersebut sempat diledakkan petugas. Sekitar pukul 12.00, polisi meninggalkan lokasi.

Kemarin Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri membeberkan seluruh sitaan barang bukti bom buku, bom Cirebon, dan bom Serpong. Kepala Puslabfor Brigadir Jenderal Andayono mengatakan bom Serpong berdaya ledak rendah. "Tapi berdampak besar karena diletakkan di atas saluran pipa gas," ujarnya

RIKY F | AMANDRA MM | CORNILA D | ALWAN | JOBPIE S

Sumber : TEMPO Interaktif, Jakarta/ Rabu, 27 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini