Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Sabtu, 16 April 2011

Pelaku Bom Cirebon, Kakak Artis Sinetron


Kadiv Humas Irjen Pol. Polri Anton Bachrul Alam menunjukkan wajah pelaku pemboman di masjid Mapolresta Cirebon, di RS Polri Soekamto, Jakarta, (16/4). ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO Interaktif, Cirebon - Muhammad Syarif, lelaki yang disebut-sebut sebagai pelaku pengeboman masjid di kompleks Polresta Cirebon adaah kakak dari pemain sinetron sebuah stasiun televisi swasta. "Adiknya Muhammad Syarif main sinetron di televisi, itu loh yang judulnya "Air Mata Surga"," kata Supandi, Ketua RT 003/06, Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Cirebon, Sabtu (16/4).

Menurut Supandi, Syarif adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Ketiga kakaknya yaitu Diana, Lis Ambarwati dan Suherman. Ia memiliki adik Nurlela, Basuki, Imam Aji dan Muhammad Fatoni. "Imam Aji, anak nomor tujuh itulah yang pemian sinetron," kata Supandi. "Juga bintang iklan telepon seluler."

Menurut dia, tetangga sekitar rumahnya mengenal Syarif sebagai sosok yang sering marah kepada keluarganya. Dia bersama ibu dan saudara-saudaranya tinggal di Pekalipan sejak 1999. Ayahnya, Gofur (60 tahun), tak tinggal di rumah itu karena sudah bercerai dengan ibunya, Ratu Srimulat, 56 tahun. "Selain suka marah, Syarif mudah terpengaruh dan agak lemah pikir," kata Supandi.

Syarif meninggalkan seorang istri yang sedang hamil. Kedua orangtua Syarif dan adik bungsunya, Muhammad Fatoni, Jum'at (15/4) malam dijemput polisi, dibawa ke Jakarta sekitar pukul 22.00 WIB.

IVANSYAH | KARTIKA CANDRA
Sumber :TEMPO Interaktif, Cirebon, sabtu, 16 April 2011/17:08 WIB 
http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/04/16/brk,20110416-327948,id.html


 Berita terkait :
Besok, Ibadah Keprihatinan Digelar di Depan Istana Negara
Sabtu, 16 April 2011 , 09:23:00 WIB
Laporan: Aldi Gultom

  
RMOL. Kebhinnekaan yang seharusnya menjadi cerminan negeri lambat laun semakin terancam. Banyak kasus kekerasan atas nama agama yang dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap terhadap pemeluk agama dan kepercayaan tertentu.

Kasus-kasus kekerasan sering tidak mendapat perhatian serius dari para pemimpin di negeri ini. Bahkan kekerasan itu cenderung dibiarkan dan diabaikan oleh negara. Kasus yang masih hangat dalam ingatan masyarakat seperti kasus kekerasan penyerangan oleh sekelompok massa terhadap Jemaat Gereja HKBP Pondok Timur Indah Bekasi-Ciketing pada bulan Juli dan Agustus tahun 2010 yang lalu. Puncak dari kekerasan tersebut pada tanggal 12 September 2010 yaitu penusukan terhadap majelis HKBP Pondok Timur Indah dan pemukulan terhadap pimpinan Jemaat HKBP Pondok Timur, Pdt. Luspida Simanjuntak.

Kasus lainnya adalah kekerasan penyerangan massa terhadap Jemaah Ahmadyah di Cikeusik, Pandeglang-Banten pada  6 Februari lalu yang menewaskan tiga orang Jemaah Ahmadiyah.

Kasus terbaru adalah kasus Gereja GKI Taman Yasmin-Bogor yang jemaatnya mengalami perlakuan tidak adil dari Walikota Bogor, yaitu pelarangan beribadah di Gedung Gerejanya sendiri. Ironisnya Pemerintah Pusat cenderung membiarkan pelanggaran hukum yang dilakukan Walikota Bogor tersebut.

Menurut Kooridnator Forum Bhineka Tunggal Ika (FBTI), Bona Sigalingging, warga Gereja GKI Taman Yasmin secara hukum sudah menang di Pengadilan Tata Usaha Negara-Bandung sampai pada tingkat Mahkamah Agung, dalam hal ini kasasi dan Peninjauan Kembali. Tetapi Walikota Bogor masih juga tidak memperbolehkan bahkan melarang Jemaat Gereja Taman Yasmin Bogor untuk melaksanakan aktivitas peribadatan di gedung gerejanya sendiri. Bahkan aparat Kepolisian juga punya andil dalam pelarangan beribadah bagi Jemaat Gereja GKI Taman Yasmin- Bogor.

"Tindakan Walikota Bogor dan Kepolisan ini merupakan pembangkangan terhadap hukum dan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap," tegasnya dalam pernyataan yang diterima Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 16/4).

Dijelaskan Bona, Forum Bhineka Tunggal Ika akan mengangkat kasus Taman Yasmin itu ke tingkat nasional dengan mengadakan acara ibadah keprihatinan di depan Istana Negara, dengan tujuan meminta negara menjamin hak atas kebebasan beribadah, beragama atau berkeyakinan, hak atas persamaan di depan hukum bagi warga negara sebagaimana dijamin dalam konstitusi dan peraturan hukum lainnya. Ibadah itu akan dilakukan pada esok hari (Minggu, 17/4) sekitar pukul 13.00 WIB.[ald].

1 komentar:

  1. Abbas Mantan Teroris :
    Mereka ini mengkafirkan orang lain, biarpun orang itu sholat, puasa, atau menjalani upacara ibadah yang lain, tapi dianggap kafir, keluar dari Islam. Jadi polisi di anggap kafir sebagai musuh Islam lalu halal di bunuh.......
    (edisi akhir pekan, Metro TV, 15 April 2011)

    BalasHapus

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini