Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Senin, 04 April 2011

Teroris : Pengikut Pelatihan Aceh Dididik Gunakan M16 dan AK47

Abu Bakar Baasyir (putih). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pamriyanto alias Suryo Saputro alias Pian mengaku mengikuti pelatihan militer di Pegunungan Jantho, Aceh Besar, yang diduga sebagai bagian aksi terorisme. Pamriyanto juga mengakui menjadi bagian dari aksi perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, medio 2010 lalu.

“Saya pernah ikut pelatihan militer, sekitar Februari 2011. Pesertanya tiga puluhan orang. Saya lupa berapa lama, mungkin sekitar tiga minggu,” kata Pamriyanto yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang tindak pidana terorisme dengan terdakwa Abu Bakar Ba’asyir, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 4 April 2011.

Dalam pelatihan militer tersebut, kata dia, dididik strategi perang dan bongkar pasang senjata menggunakan senapan M16 dan AK47. Namun saat ditanya jaksa mengenai sosok penanggung jawab pelatihan tersebut, ia mengaku tak tahu.

Menurut Pamriyanto, ia dan sejumlah kawannya sempat melarikan diri keluar dari area pelatihan. “Saat itu Brimob sudah mengepung. Saya kemudian melarikan diri, menyisiri pinggir-pinggir hutan.”

Dalam pelarian itulah, Pamriyanto dan belasan kawannya terlibat dua aksi perampokan. “Saya melakukan perampokan warnet pada Agustus 2010 bersama beberapa teman. Di situ saya cuma mendapat handphone,” ujarnya.

Pamriyanto menambahkan, dalam aksi tersebut ia sempat melukai pemilik warnet. Karena melakukan perlawanan, Pamriyanto memukul kepala sang pemilik warnet dengan linggis. “Saya sebenarnya mengincar brankas. Makanya saya bawa linggis. Tapi akhirnya saya malah sama sekali nggak dapat uangnya.”

Setelah merampok warnet, Pamriyanto dkk kemudian terlibat perampokan Bank CIMB Niaga. Dari perampokan itu, ia pribadi mendapat bagian Rp 10 juta. Namun Pamriyanto mengaku tak tahu, berapa total uang yang diraup kelompoknya.

ISMA SAVITRI
Sumber ; Tempo interaktif/ Senin, 04 April 2011
http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/04/04/brk,20110404-324929,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini