Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Minggu, 10 April 2011

Kebohongan Pemerintah SBY

KEBOHONGAN
Ketua Umum PBNU Akhirnya Mengakui Kebohongan Pemerintah SBY
Kamis, 07 April 2011 , 14:28:00 WIB

Laporan: Teguh Santosa


ILUSTRASI/IST
  

RMOL. Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj, yang menyebutkan sampai saat ini janji deradikalisasi oleh pemerintah hanya menjadi simbol dan penghias di media, merupakan kemajuan yang luar biasa dari ormas keagamaan terbesar di dunia itu. Terutama dalam menyikapi pemerintahan Yudhoyono yang kian banyak dicibir orang, di dalam dan luar negeri.

Demikian disampaikan Adhie M Massardi, Jubir (alm) KH Abdurrahman Wahid semasa presiden dan setelahnya, kepada Rakyat Merdeka Online siang ini (7/4) di Jakarta.

“Sebelum ini, KH Said Aqil Siradj sebagai pimpinan PBNU cenderung membela rezim Yudhoyono. Terutama ketika semua pimpinan ormas keagamaan (minus PBNU) mendeklarasikan ‘Perlawanan Terhadap Kebohongan Rezim’ di kantor PP Muhammadiyah (10/1), beliau nekad pasang badan untuk Pemerintah, dan malah menyalahkan cara mengritik para pemuka lintas agama yang dianggapnya menyimpang,” kata aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini.

Tapi di hadapan sejumlah wartawan di Jakarta, Selasa (5/4) lalu, “Kang Said tampaknya mulai menyadari bahayanya membela rezim yang bohong, terutama dalam masalah terorisme. Sebab yang celaka nanti bukan hanya PBNU dan kaum Nahdliyin, tapi bangsa dan negara bisa terancam,” tutur Adhie.
Dalam soal pemberantasan terorisme, Said memang menyatakan pemerintah tidak melakukan kerja nyata menderadikalisasi kelompok agama. ”Beberapa waktu lalu (30/10/10) saya pernah dinobatkan menjadi Koordinator Nasional Gerakan Deradikalisasi Agama oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, tetapi hingga hari ini kerja bersama dengan lembaga ini juga belum terlihat,” kata Said.

“Rupanya setelah mengalami sendiri termakan janji pemerintah yang tak ada realisasinya, Kang Said baru menyadari kebenaran yang disampaikan para pemuka lintas agama beberapa waktu lalu,” ujar Adhie Massardi. [guh]
sumber: http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=23505

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini