Jum'at, 15 April 2011 | 13:24 WIB
Berita terkait
TEMPO Interaktif, Cirebon -Sebuah bom yang dikabarkan bom bunuh diri meledak di Masjid Polres Cirebon Kota pukul 12.15. Radius ledakan itu mencapai 2 kilometer. Ledakan itu menewaskan pelaku dan melukai lebih dari 30 orang jamaah yang kebanyakan anggota polisi. Kini mereka dilarikan ke rumah sakit Pelabuhan Cirebon dan RS tentara Cermai Cirebon.
Menurut sumber Tempo, ledakan itu adalah bom bunuh diri. Pelaku, menurut sumber ini memakai jaket hitam dan berkopiah berdiri di shaf kedua saat shalat di masjid itu.
Menurut sumber Tempo, ledakan itu adalah bom bunuh diri. Pelaku, menurut sumber ini memakai jaket hitam dan berkopiah berdiri di shaf kedua saat shalat di masjid itu.
Kepolisian Cirebon Kota telah memasang garis polisi di sekitar lokasi. Sekarang ini pihak polisi militer dan organiknya sedang melakukan pemeriksaan di lokasi.
Sumber berita : TEMPO Interaktif, Cirebon, Jumat, 15 April 2011
http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/04/15/brk,20110415-327694,id.html
IVANSYAH | JULIHANTORO
Wawancara Eksklusif :
BalasHapus...... Tanya : Ya, Tetapi, kenapa kita terus menerus kecolongan ? ada bom buku sekarang bom di mesjid ?
Jawab : Ya karena mereka kan banyak, hilang satu kan masih tumbuh lagi, ada regenerasi, ada rekrutman. Yang harus dihabiskan adalah akar nya. Akarnya itu Idiologi
Tanya : Itukan bisa dicegah, dengan fungsi intelijen yang baik, yang paripurna mungkin?.
Jawab : Bisa, kenapa tidak bisa ? Persoalan nya adalah harus ada political will. Mau tidak membasmi gerakan fundamentalisme
Fundamentalisme itu adalah tanah yg subur untuk akar Ideologi, yang menggunakan simbol-simbol agama kita, Islam. Itu akar permasalahan nya, Itu yang harus dibasmi, jika tidak basmi ya susah. Pertanyaan nya mau tidak membasmi nya ?
Tanya : “Mau tidak itu ” itu di tanyakan sebaiknya kepada siapa ?
Jawab : Tanyakan pada rumput yang bergoyang.
Tanya : Maksudnya pada siapa ? Siapa yang seharusnya yg bisa melakukan political will. Kalau kita semua kan tidak ada komando nya ? Siapa pak ? Kepada siapa yg harus dimintai pertanggungan jawaban atas semua kejadian ini ?
Jawab : Pemerintahan Negara.!
Eksekutif, legislatif, judikatif, Pers itu semua bertanggung jawab, karena itu pilar-pilar demokrasi Rakyat kan ngikut aja. Kalau ke 4 pilar itu bersatu untuk satu pendapat satu pengetahuan, bukan cuma bertengkar….!, Undang undang Intelijen aja gak jadi2..Bagaimana kita (Intelijen) mau kerja ? Itu UU kan Intinya adalah apa yang boleh dikerjakan dan apa yang tidak boleh di kerjakan. Itu aja gak jadi-jadi. Itu bagaimana ? Bagaimana mau Kerja ?
Tanya : Sejauh mana yang anda ketahui, adakah pihak2 yang tidak menginginkan Radikalisme di Indonesia ini dibabat habis gitu?
Jawab : Ya pasti ada. Jadi, kalau tidak mau membabat habis ya artinya dia juga siap untuk jadi korban..karena ini bom tidak ada mata nya. Jadi kalau ada orang-orang yang masih kepala batu tidak mengerti bahaya nya Fundamentalis seperti ini. Iya dia sendiri pasti akan kena. *(Pak Hendro Priyono, dalam suara anda, Jum’at 15 April 2011)