Iran Larang Penjualan Kartu dan Hadiah Valentine
Senin, 3 Januari 2011 09:38 WIB
Menjelang perayaan Valentina Februari mendatang, toko-toko di Iran telah dilarang menjual kartu dan hadiah untuk merayakan hari kasih sayang tersebut. Bila ada toko atau tempat penjual yang tetap nekat menjual souvenir-souvenir Valentine, maka dipastikan akan menghadapi tuntutan hukum.
"Menjelang hari Valentine pada 14 Februari serikat para pemilik percetakan telah mengeluarkan larangan yang diinstruksikan bagi pencetakan dan pendistribusian barang-barang yang mempromosikan hari itu," ungkap kantor berita ILNA.
"Pencetakan dan produksi setiap barang yang terkait dengan hari itu termasuk poster, kotak dan kartu yang dihiasi dengan hati atau separuh-hati, bunga mawar merah dan setiap kegiatan untuk mendorong hari itu dilarang," lanjutnya.
Dalam tiga dasawarsa terakhir lebih rezim konservatif Iran memang telah berusaha untuk mencegah meluasnya budaya Barat itu di antara penduduk muda negara itu yang meningkat.
Namun, hari Valentine telah menjadi sangat populer di Iran dalam satu dasawarsa terakhir. Di hari kasih sayang tersebut, para pria dan wanita-wanita muda bertukar cokelat, bunga, parfum, beruang teddy, dan hadiah lain pada 14 Februari.
Setiap tahun toko-toko hadiah di kota-kota besar dihiasi dengan perlengkapan dan perhiasan hari Valentine dan restoran-restoran di Teheran dipadati dengan pria-pria dan wanita-wanita muda yang keluar untuk kencan.
Namun, kecenderungan itu telah dikritik dengan keras oleh tokoh-tokoh konservatif yang melihat tidak ada ruang dalam kebudayaan Islam penyelenggaraan perayaan seperti itu.
Sebagian kaum nasionalis Iran juga mengusulkan untuk mengganti hari Valentine dengan Mehregan -- perayaan pra-Islam dan kuno pada awal Oktober -- untuk menandai saat ketika waktu siang dan malam sama lamanya pada musim gugur dan menghormati bidadari cinta Persia kuno, Mithra. (Ant)
sumber : tv0ne Webnews. 3 Januari 2011
Bangsa arab yang melarang perayaan hari kasih sayang menunjukkan bahwa memang bangsa Arab tidak punya hati nurani rasa kasih sayang terhadap sesama manusia. Tetapi aksi bom bunuh diri yang nyata-nyata membunuh manusia, bangsa arab tidak pernah melarangnya secara resmi. Tidak usah jauh-jauh, Tenaga Kerja Indonesia /TKW yang bekerja di Arab, banyak yang di siksa, di perkosa dan bahkan di bunuh mengenaskan. Ingat TKW asal cianjur , Jawa Barat yang meninggal karena di bunuh oleh majikannya bangsa Arab. Terakhir (2010) kasus TKW, Sumiati (23), Asal Dompu, Nusa Tenggara Barat,yang disiksa, diseterika tubuhnya dan bahkan mulutnya di gunting oleh majikannya bangsa Arab. Dan banyak lagi. Inilah bukti memang bangsa arab adalah bangsa biadab.
BalasHapus