Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Jumat, 21 Januari 2011

Awas, Testimoni Gayus Tambunan Timbun Keresahan Tokoh Agama

Jum'at, 21 Januari 2011 , 16:28:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

ZAINAL BINTANG/IST
  
RMOL. Para elite politik, birokrat maupun pengamat harus berhenti menari di gendang Gayus Tambunan.

"Rakyat tidak akan memperoleh apa-apa dengan meningkatnya hiruk pikuk dunia politik akibat adanya pernyataan mengejutkan dari terdakwa kasus mafia pajak tersebut, yang berbalik menyerang Satgas Pemberantasan Mafia Hukum bentukan Presiden SBY Itu," kata tokoh senior Partai Golkar, Zainal Bintang, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat, 21/1).

Sebagaimana diberitakan, di luar dugaan, Gayus Tambunan terdakwa kasus jumbo mafia pajak mengungkapkan, bahwa dua petinggi Satgas PMH, Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa, adalah sutradara di balik kasus persidangan mantan pegawai golongan III-A Ditjen Pajak tersebut. Pernyataan itu kontan membuat panggung politik yang sudah hiruk pikuk semakin bertambah gaduh.

Menurut  Bintang, secara terbuka yang terlihat oleh publik, adalah reaksi dua parpol papan atas yang sudah lama berseteru dalam persaingan politik, yaitu Partai Demokrat dan Partai Golkar. Kasus Gayus Tambunan lebih dilihat Partai Demokrat sebagai amunisi untuk menyerang Partai Golkar karena sikap Partai Golkar yang sepertinya menyandera Partai Demokrat dalam kasus Century.

"Dalam politik saling menyandera atau saling menebas itu adalah hal yang biasa. Karena dalam politik berlaku adagium tidak ada kawan dan lawan abadi sebab yang abadi hanya kepentingan," kata Bintang.

Masih kata Bintang, testimoni Gayus Tambunan yang dibacakan selepas divonis 7 tahun dan denda 300 juta rupiah oleh majelis hakim yang diketuai Albertina Ho (Rabu,19/1), isinya mementahkan semua pengakuan sebelumnya di persidangan.

Yang paling menarik perhatian dan bahkan mengejutkan, lanjut Bintang, karena Gayus mengatakan penyebutan nama Grup Bakrie sebagai perusahaan pengemplang pajak dilakukannya, atas arahan Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa. Gayus mengakui dia tidak pernah menyebut nama perusahaan Grup Bakrie.

“Ya iyalah, pantas dong kalau elite Golkar segera melakukan perlawanan," ujar Bintang, yang juga wartawan senior.

Satgas PMH itu dianalogikan sebagai instrumen Presiden SBY untuk menghajar Golkar. Lihat saja nyanyian Gayus selama persidangan, yang katanya atas suruhan Denny Indrayana dan mas Achmad Santosa, dia terus mendendangkan nama Aburizal Bakrie alias Ical.

Penyebutan nama Ketua Umum Golkar itu membuat elite Golkar tidak bisa berdiam diri. Serangan balik kepada kedua petinggi Satgas PMH tersebut kontan saja ditembakkan, meskipun banyak yang beranggapan serangan itu lebih menyiratkan sebagai tekanan kepada Partai Demokrat dan SBY.

“Tapi masyarakat pun bertanya-tanya, apa yang mereka peroleh dengan kegaduhan politik itu ?” kata Bintang mempertanyakan.

Bahkan banyak yang menilai pembesaran berita testimoni Gayus Tambunan sebagai upaya pengalihan isu pernyataan tokoh agama yang sempat menghebohkan. Padahal apa yang disampaikan para tokoh agama itu benar-benar adalah suara hati rakyat di akar rumput.

Semua komponen bangsa, lebih baik kembali saja ke substansi masalah, yaitu pemberantasan korupsi dan penegakan hukum.

“Tempuh saja jalur hukum untuk mendapatkan fakta persidangan. Rakyat sudah lelah menyaksikan dagelan politik yang tidak ada kaitannya dengan perbaikan nasib mereka," demikian Bintang.[yan]
sumber :rakyatmerdeka.co.id. /Jum'at , 21 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini