Selasa, 19 Oktober 2010 | 14:18 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tersangka teroris, Sofyan Tsauri, mengaku telah melakukan 17 kali transaksi pembelian senjata api dengan Ahmad Sutrisno.Pada transaksi itu, Tsauri mampu mendapatkan 28 senjata api berbagai jenis, amunisi, serta magazin dari Sutrisno. "Yang saya beli senjata, peluru dan magazin, total harganya Rp 325 juta," ujarnya.
Tsauri mengatakan, transaksi itu terjadi sejak Oktober 2009 hingga Januari 2010. Ia menjelaskan, dirinya membeli 9 pucuk senjata api AR 15, 4 pucuk AK 47, 2 pucuk AK58, 1 pucuk FN 9 milimeter, 6 pucuk Revolver, 4 pucuk Romington, dan 2 pucuk M 58.
Tsauri juga mengaku membeli 9 jenis amunisi dengan total 19.999 butir. Amunisi tersebut terdiri dari kaliber 7,62 milimeter sebanyak 9500 butir, kaliber 5,56 milimeter sebanyak 9300 butir, kaliber 11 milimeter sebanyak 1000 butir, kaliber 9 milimeter sebanyak 640 butir, kaliber 58 milimtere sebanyak 500 butir, dan kaliber 22 milimeter sebanyak 50 butir.
Pria bertubuh gemuk ini juga mengaku pernah membeli 72 magazin. Magazin ini terdiri dari 21 buah magazin AK 47, 7 buah magazin M 58, dan 54 magazin untuk AR 15.
Menurut dia, pembelian senjata dan perlengkapannya ini merupakan permintaan dari Yahya alias Dul Matin, tersangka teroris lainnya yang telah tewas tertembak Densus 88 Anti Teror di Pamulang. "Waktu itu, Yahya pernah minta tolong sama saya untuk dicarikan senjata api," ujarnya. "Dia bilang kalau senjata itu untuk pelatihan militer di kamp Asykari, Aceh, untuk jihad ke Palestina," ujarnya.
Tsauri mengaku dirinya diberikan uang Oleh Dul Matin untuk membeli senjatanya. "Awalnya sih pakai duit saya dulu, setelah senjata saya serahkan baru duit diberikan ke saya," ujarnya. Dari aktivitas jual belinya ini, Tsauri mengaku meraup untung sekitar Rp 28 juta. Namun, untung tersebut batal lantaran Dul Matin diakuinya memiliki hutang. "Ustad Yahya punya hutang sama saya Rp 27 juta, saya gak jadi untung," ucap Tsauri.
Febriyan
Sumber : Tempointeraktif.com
Tsauri mengatakan, transaksi itu terjadi sejak Oktober 2009 hingga Januari 2010. Ia menjelaskan, dirinya membeli 9 pucuk senjata api AR 15, 4 pucuk AK 47, 2 pucuk AK58, 1 pucuk FN 9 milimeter, 6 pucuk Revolver, 4 pucuk Romington, dan 2 pucuk M 58.
Tsauri juga mengaku membeli 9 jenis amunisi dengan total 19.999 butir. Amunisi tersebut terdiri dari kaliber 7,62 milimeter sebanyak 9500 butir, kaliber 5,56 milimeter sebanyak 9300 butir, kaliber 11 milimeter sebanyak 1000 butir, kaliber 9 milimeter sebanyak 640 butir, kaliber 58 milimtere sebanyak 500 butir, dan kaliber 22 milimeter sebanyak 50 butir.
Pria bertubuh gemuk ini juga mengaku pernah membeli 72 magazin. Magazin ini terdiri dari 21 buah magazin AK 47, 7 buah magazin M 58, dan 54 magazin untuk AR 15.
Menurut dia, pembelian senjata dan perlengkapannya ini merupakan permintaan dari Yahya alias Dul Matin, tersangka teroris lainnya yang telah tewas tertembak Densus 88 Anti Teror di Pamulang. "Waktu itu, Yahya pernah minta tolong sama saya untuk dicarikan senjata api," ujarnya. "Dia bilang kalau senjata itu untuk pelatihan militer di kamp Asykari, Aceh, untuk jihad ke Palestina," ujarnya.
Tsauri mengaku dirinya diberikan uang Oleh Dul Matin untuk membeli senjatanya. "Awalnya sih pakai duit saya dulu, setelah senjata saya serahkan baru duit diberikan ke saya," ujarnya. Dari aktivitas jual belinya ini, Tsauri mengaku meraup untung sekitar Rp 28 juta. Namun, untung tersebut batal lantaran Dul Matin diakuinya memiliki hutang. "Ustad Yahya punya hutang sama saya Rp 27 juta, saya gak jadi untung," ucap Tsauri.
Febriyan
Sumber : Tempointeraktif.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.