Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Selasa, 29 Maret 2011

Buron Bom Bali


Intel: Umar Patek Diringkus di Pakistan
Penulis: Yuli AH | Editor: yuli
Rabu, 30 Maret 2011 | 04:05 WIB

Dibaca: 10825

Tim Investigasi Peledakan Bom Bali
Searah jarun jam, dari kiri atas Umar alias Patek (35), Muhamad Ali Imron alias Alik (30), Dulmatin alias Amar Usman alias Muktamar alias Djoko Supriyanto (32), Umar alias Wayan (35), Fatih alias Fat alias Kudama alias Abu Umar alias Abdul Azis alias Heri alias Imam Samudra (35), dan Idris alias Jhoni Hendrawan alias Gembrot (35).

TERKAIT:
WASHINGTON, KOMPAS.com Umar Patek, buron kasus bom Bali I tahun 2002, diringkus di Pakistan. Penangkapannya diharapkan berguna bagi intelijen untuk menelusuri organisasinya dan kemungkinan rencana serangan berikutnya.
Sumber-sumber intelijen menyebutkan, Umar Patek yang dianggap sebagai tokoh Jamaah Islamiyah terkait Al Qaeda itu diringkus awal tahun ini di Pakistan.
Namun, belum jelas apakah Pakistan juga bermasalah dengan Umar Patek ataukah penangkapannya merupakan hasil kegiatan intelijen. Belum jelas juga soal apa yang sesungguhnya dikerjakan Umar Patek di negeri itu.
Umar Patek digambarkan berusia 40 tahun, seorang Jawa keturunan Arab, dan dikenal luas di tiap badan intelijen di seluruh dunia. Ia diyakini sebagai wakil komandan lapangan dalam pengeboman di Bali yang menewaskan 202 orang, sebagian besar warga Australia.
Warga Amerika Serikat yang tewas dalam peristiwa itu berjumlah tujuh orang. Namun, Pemerintah AS menawarkan hadiah 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,6 miliar bagi peringkus Umar Patek yang juga dikenal sebagai "Arab Kecil".
Kabar penangkapan Umar Patek ini justru berasal dari para pejabat intelijen Indonesia dan Filipina. Namun, mereka sama-sama tak bersedia disebut namanya sebagai pemberi informasi.
Patek diyakini termasuk kelompok orang-orang Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang ikut latihan militer sekaligus bertempur di Afganistan dan Pakistan tahun 1980-an dan 1990-an.
Saat kembali ke Asia Tenggara, mereka mendirikan Jamaah Islamiyah, kemudian mengorganisasi serangkaian bom bunuh diri dengan sasaran tempat hiburan malam, restoran, hotel, dan kantor kedutaan besar negara-negara Barat di Indonesia. Total korbannya mencapai 206 orang tewas.
Patek diperkirakan kabur ke Filipina selatan setelah bom Bali tahun 2002, bergabung dengan gerilyawan MILF pimpinan Abu Sayyaf.
Namun, ia diyakini juga tetap mengendalikan operasi Jamaah Islamiyah dari tempat tinggalnya. Penangkapannya di Pakistan menimbulkan teka-teki soal bagaimana mungkin buron teroris kelas kakap itu bisa menyeberangi tapal batas berbagai negara.
Pada Maret 2010, Patek diyakini berada di Provinsi Sulu, Filipina bagian selatan. Menurut Yayasan Jamestown, lembaga pengkaji kebijakan keamanan nasional di Washington, Patek merupakan komandan senior terakhir Jamaah Islamiyah (JI) yang sangat berpengalaman.


Sumber: Kompas.com.Rabu, 30 Maret 2011 | 04:05 WIB
http://nasional.kompas.com/read/2011/03/30/04051182/Intel.Umar.Patek.Diringkus.di.Pakistan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini