Mahfud MD: Indonesia Bukan Negara Agama
Jum'at, 25 Maret 2011 | 20:02 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan Indonesia bukan negara yang berideologi pada satu agama tertentu. "Ini bukan negara agama tapi juga bukan negara tanpa agama," ujar Mahfud dalam acara Temu Wicara Hukum bagi kalangan pendidikan Kristen di Hotel Gran Melia, Jakarta, Jumat 25 Maret 2011.
Berita terkait
Ideologi Indonesia, katanya, berdasar pada Pancasila. Agama seperti Islam, Kristen, Hindhu, tidak dapat dijadikan Ideologi. Sebab, perang saudara dimungkinkan dapat terjadi karenanya.
"Misal sekarang Indonesia hukum Islam, menjalankan hukum Islam, lalu kita bertanya jalankan yg mana?ada muhammadiyah, NU, Ahmadiyah."kata Mahfud.
Mahfud melanjutkan, konstitusi harus memiliki kepastian. Jika agamanya tidak pasti aliran mana yang ingin dipakai, maka sebaiknya tidak perlu masuk konstitusi. "Mungkin Islam bisa di Kuwait, Katolik di Vatikan, tapi di Indonesia ideologinya ya Pancasila,"ucap dia.
Oleh sebab itu Indonesia, katanya lagi, tidak membutuhkan agama sebagai dasar negara. Ajaran agamanya dapat tumbuh subur tanpa harus bermusuhan dengan yang lain. "Keadaan saling mendiskriminasi tidak nyaman."kata Mahfud.
RIRIN AGUSTIA
http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/25/brk,20110325-322962,id.html
Berita terkait :
Panglima TNI: yang Mau Kudeta Harus Hadapi TNI dan Rakyat
Jum'at, 25 Maret 2011 | 12:34 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan tak mudah bagi orang untuk melakukan kudeta di Indonesia karena mereka akan berhadapan dengan TNI dan rakyat."Semua yang akan mengganggu keutuhan bangsa dan negara pasti berhadapan dengan TNI karena TNI yang bertugas menjaga keutuhan bangsa dan negara," ujarnya seusai Jakarta International Defense Dialogue di Balai Sidang Jakarta, Jumat (25/3).
Dia mengatakan mereka yang mencoba menggulingkan pemerintahan juga bakal kerepotan menghadapi rakyat. Sebab, pemerintahan kini dipilih langsung oleh rakyat sehingga rakyat memegang mandat yang kuat.
Pernyataan Panglima TNI itu menanggapi kabar kudeta sejumlah purnawirawan tentara yang disebut dalam laporan stasiun televisi yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera, Selasa (22/3) lalu. Al-Jazeera menayangkan berita tentang adanya upaya penggulingan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh sejumlah pensiunan jenderal TNI.
Para pensiunan itu disebut mendukung upaya kelompok Islam garis keras dalam aksi anti-Ahmadiyah karena memiliki tujuan sama, yakni menjatuhkan Presiden. Salah satu tokoh dalam gerakan tersebut, kata Al-Jazeera, adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Tyasno Sudarto.
Namun, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu membantah berita tersebut. "Tidak ada kudeta. Tapi, kalau koreksi, iya. Caranya dengan memberikan solusi agar permasalahan segera dituntaskan semua," kata Tyasno kepada Tempo di Jakarta, Kamis (24/3).
Tyasno menegaskan TNI dan purnawirawan tidak punya tradisi melakukan kudeta. “Kewajiban purnawirawan adalah mengingatkan dan mengoreksi dengan cara-cara lugas dan tegas. Itulah peran purnawirawan,” ujarnya.
Menurut Agus, ia belum berencana menanyakan langsung mengenai berita itu kepada Tyasno atau purnawirawan lainnya. "Komunikasi itu sesuai bidangnya, saya sendiri belum, Pepabri (Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri ABRI) saja yang akan mengkomunikasikan dengan mereka," ucapnya.
Ia sendiri menyatakan kudeta itu tak ada karena hingga kini ia tak menerima kabar tersebut dari staf intelijennya. "Jadi saat ini ya saya menyatakan tidak ada kudeta itu. Saya enggak tahu (Al-Jazeera) itu sumbernya dari mana," tuturnya.
BUNGA MANGGIASIH
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/25/brk,20110325-322807,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.