Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Sabtu, 05 Maret 2011

Polri Ralat Detasemen Penanggulangan Anarki

Polri Ralat Detasemen Penanggulangan Anarki


Liputan6.com, Jakarta: Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar, tim yang melaksanakan Prosedur Tetap atau Protap penanggulangan anarki bukan berbentuk Detasemen. Namun, tim adalah satuan tugas (Satgas) yang menekankan pada peningkatan kualitas personel.
"Ini tidak ada struktur baru, seperti struktur yang pernah ada. Ini lebih pada peningkatan kualitas. Jadi pada satuan itu nanti ada orang tertentu yang ditugaskan untuk melaksanakan protap 01. Nanti dia akan diberi pelatihan," ungkap Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (3/3).
Pernyataan Boy meralat keterangan yang disampaikan Kepala Polri Jenderal Polisi Timur Pradopo. Timur mengatakan saat ini Polri sedang menyiapkan Detasemen Anti-Anarki sebagai implementasi atas Prosedur Tetap Nomor 01/X/2010. Protap disusun Kapolri sebelumnya Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri [baca: Detasemen Penanggulangan Anarkis di Bawah Naungan Polri].
Boy menambahkan Satgas Anti-Anarki ini akan berada di bawah naungan Satuan Brimob atau Samapta. Selain itu, tambah Boy, tak ada anggaran baru dalam satuan penanggulangan tindakan anarkisme ini. "Kalau anggaran operasional itu kan sudah tersedia. Apakah itu dalam Brimob atau Sabhara, itu sudah melekat di satuan-satuan itu, yang sudah memiliki anggaran tersendiri," tutur Boy.
Pada praktiknya, Boy menuturkan, ada dua kondisi yang akan ditangani Satgas Anti-Anarkis yakni yang bersifat eskalatif dan sporadis. "Eskalatif bisa dari kegiatan yang ada di masyarakat kemudian ada yang destruktif di masyarakat. Yang sifatnya sporadis kondisi ternyata ada tindakan anarki atau destruktif yang sifatnya tiba-tiba."(AIS)
sumber : Liputan 6 - Jumat, 4 Maret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini