Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Selasa, 08 Maret 2011

Karena Kurang Percayai P­olisi?

Rabu, 09 Maret 2011 , 00:23:00 WIB

ILUSTRASI, BODYGUARD
  

RMOL.Munculnya jasa penga­wa­lan pribadi (bodyguard) men­jadi fenomena tersendiri saat ini. Sosok bodyguard biasanya iden­tik dengan ciri-ciri fisik ber­otot, berbadan tegap. Biasanya se­ring dijumpai bila kita ber­temu artis atau orang ternama. Se­akan-akan mereka adalah ta­meng bagi orang-orang yang me­makai jasanya.
Di Indonesia, jasa bodyguard hanya dipakai oleh mereka yang ber­­­­duit saja. Me­ngingat jasa se­orang bodyguard masih sa­ngat mahal. Se­lain selebriti, yang memakai jasa bodyguard biasanya pe­ngusaha.
Penga­mat sosial dan budaya dari Uni­ver­sitas Indonesia Bam­bang Wi­bawarta menyatakan, jasa bodyguard banyak dipakai karena kaum the have merasa tidak aman. Di samping itu, juga mungkin karena kurang per­caya pada aparat.
“Sehingga klop, muncul ke­lompok yang me­nyediakan dan adanya yang me­manfaatkan jasa tersebut,” ucap­nya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berkat karakteristiknya yang sangat khas, lanjut Bambang, mu­dah sekali membedakan me­re­ka dengan para petugas ke­a­ma­nan lain. Mereka yang me­nyewa jasa pengawalan pribadi, kadang juga punya motif pres­tise. Seperti agar dianggap se­bagai pengusaha sukses di mata rekanan sesama pebisnis.
Na­mun, seiring perkemba­ngan za­man yang kian lama kian tidak menentu, banyaknya terjadi ka­sus perampokan, pe­merkosaan, penculikan dan lainnya, makin me­nguat­kan orang memakai jasa bodyguard. Hal itu pula­lah yang menda­sari para agen di In­donesia me­mi­liki ide mem­buat layanan jasa pe­ngawalan.
Disinggung mengenai krisis kepercayaan ter­hadap aparat ke­polisian yang mes­tinya mem­berikan rasa aman kepada war­ga, Bambang menegaskan, hal ini merupakan salah satu motif seseorang menyewa jasa pe­nga­manan pribadi.
“Sebenarnya orang bisa saja meminta penga­walan polisi. Tapi mungkin ka­re­na kurang­nya kepercayaan ter­hadap poli­si, sehingga mun­cul­lah hal se­perti ini dan di­man­faatkan bagi orang tertentu,” tuturnya.
Mengenai apakah jasa ini dilegalkan atau diperbolehkan, Bambang mengaku belum bisa memberikan penjelasan. “Di­le­galkan oleh peme­rin­tah atau ti­dak, harusnya se­tiap bentuk usaha itu ada izin­nya. Seperti pengadaan jasa sekuriti, satuan pengamanan (satpam) dan lain sebagainya,” urai­nya. [RM]
Sumber : rakyatmerdeka.co.id./Rabu, 9 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini