Mengenai Saya

Foto saya
Shio : Macan. Tenaga Specialist Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar. Trainer Surveillance Detection Team di Kedutaan Besar Negara Asing. Pengajar part time masalah Surveillance Detection, observation techniques, Area and building Analysis, Traveling Analysis, Hostile surveillance Detection analysis di beberapa Kedutaan besar negara Asing, Hotel, Perusahaan Security. Bersedia bekerja sama dalam pelatihan surveillance Detection Team.. Business Intelligence and Security Intelligence Indonesia Private Investigator and Indonesia Private Detective service.. Membuat beberapa buku pegangan tentang Surveilance Detection dan Buku Kamus Mini Sureveillance Detection Inggris-Indonesia. Indonesia - Inggris. Member of Indonesian Citizen Reporter Association.

Rabu, 02 Maret 2011

Detasemen Anti-anarki di Lima Wilayah

Penanganan Huru-Hara
Detasemen Anti-anarki di Lima Wilayah
Penulis: Sandro Gatra | Editor: Nasru Alam Aziz
Rabu, 2 Maret 2011 | 22:08 WIB

Dibaca: 652



 
KRISTIANTO PURNOMO/KOMPAS IMAGES Kepala Polri Jenderal Polisi Timur Pradopo
JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk tahap awal, Kepolisian RI akan membentuk Detasemen Penanggulangan Anarki di lima wilayah yang dinilai rawan terjadi aksi kekerasan. Detasemen itu dibentuk menanggapi aksi kekerasan di Pandeglang (Banten) dan Temanggung (Jawa Tengah).
"Sementara kita siapkan untuk lima kota besar. Di Jawa, Medan, Palembang, dan Makassar," kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Mabes Polri, Rabu (2/3/2011).
Timur mengatakan, pihaknya tengah melatih para personel untuk ditempatkan di detasemen itu. Rencananya, kata Timur, keahlian personel dalam menanggulangi aksi kekerasan akan dipamerkan ke publik pekan depan.
Menurut Timur, personel hanya akan diturunkan ketika aksi massa berubah anarki. Jika perlu, personel dapat menjalankan Protap Nomor 01/X/ 2010 tentang Penanggulangan Anarki yang mengatur tembak di tempat.
Ketika tidak terjadi aksi anarki, personel detasemen itu melakukan patroli. "Saya kira latihan dan patroli bagian dari tugas yang harus terus-menerus dijalankan," katanya.
Sebagian kalangan menilai pembentukan detasemen itu tidak tepat. Pasalnya, Polri sudah memiliki satuan yang biasa menangani kerusuhan, seperti Brimob. Polri justru diharapkan menguatkan fungsi intelijen dan pembinaan masyarakat untuk mencegah aksi anarki.
sumber: kompas.com,/ kamis , 3 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, masukan yang sifatnya membangun blog ini.

Cari Blog Ini